Debat Kelima Capres Telah Usai, Saatnya Tentukan Pilihanmu untuk Pemilu 2024

Debat Kelima Capres Telah Usai, Saatnya Tentukan Pilihanmu untuk Pemilu 2024

Debat kelima capres, yang merupakan debat terakhir dari pemilu 2024 telah bwelangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada hari Minggu, 4 Februari 2024. Debat ini sekali lahi menjadi sorotan di berbagai media sosial dengan kritikan dan pendapat para netizen. 

Debat tersebut berlangsung dengan tertib dan mengikuti peraturan serta plot yang sama dengan debat-debat sebelumnya. Namun, perbedaannya adalah bahwa debat capres kelima membahas mengenai kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

            Segmen pertama debat dimulai dari penyampaian visi misi oleh masing-masing capres. Prabowo Subianto memulai dengan menyampaikan programnya, yaitu “Program Tranformasi Bangsa” yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan memperbaiki kualitas hidup rakyat. Program ini mencangkup perbaikan gizi gratis bagi ibu hamil, balita, dan anak sekolah. Ada juga program pembangunan rumah sakit dan puskesmas modern. Prabowo juga ingin menambah jumlah fakultas kedokteran dan memberi beasiswa sains dan teknologi bagi pelajar dalam negeri. Terakhir, ia menegaskan ingin melanjutkan pemerintah di berbagai sektor.

            Selanjutnya, Ganjar Pranowo menyampaikan program kerjanya yang berfokus dalam peningkatkan kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan dengan komitmen untuk memunculkan pemerataan akses kesehatan di wilayah terisolir, meningkatkan akses pendidikan yang baik lebih inklusi, khususnya bagi wanita dan penyandang disabilitas. Ganjar ingin mengulas kembali Undang-undang (UU) Ciptaker dan digitalisasi infrastruktur termasuk internet cepat. Terakhir, Ganjar mengkritik adanya konflik kepentingan yang terjadi di pemerintahan serta memuji sikap Mahfud MD untuk mundur dari kabinet.

Sementara itu, Anies Baswedan fokus pada perubahan dengan penekanan pada penanggulangan ketimpangan di Indonesia di berbagai sektor seperti kesehatan, ketenagakerjaan dan kebudayaan, serta menjamin akses kesehatan yang cepat dan berkeadilan bagi semua kalangan.

Pada segmen kedua hingga kelima, masing-masing capres mendalami visi, misi, dan program kerjanya. Pada segmen kedua, para capres membahas soal peningkatan anggaran kesehatan, teknologi informasi, dan kebebasan berbudaya. Ketiga capres terlihat saling mendukung gagasan satu sama lain. Mereka sepakat bahwa kualitas kesehatan perlu ditingkatkan lewat penambahan anggaran, tenaga kesehatan, dan fasilitas kesehatan di wilayah terisolir. Begitu pun ketika membahas soal perlindungan komersialisasi pelaku budaya dan seni. Ketiga capres sepakat bahwa pelaku budaya dan seni wajib dilindungi dengan kehadiran negara dalam membuat birokrasi dan kebebasan berekspresi. Ganjar Pranowo sempat mengkritik kasus intimidasi Butet Kertaredjasa beberapa waktu lalu yang dilarang bahas politik di pertunjukannya. Menurutnya, intervensi tersebut tidak seharusnya dilakukan karena negara seharusnya bisa memastikan kebebasan.

Namun, ketiga capres memiliki pemikiran dan solusi yang berbeda terkait pembangunan manufaktur produk teknologi dalam negeri. Anies Baswedan berfokus pada peningkatan investasi di sektor padat karya dan keringanan birokrasi pembangunan manufaktur. Ia juga ingin meningkatkan perlindungan intelektual industri manufaktur serta melibatkan pelaku industri swasta maupun BUMN. Sedangkan Ganjar Pranowo cenderung berfokus mendukung perusahaan manufaktur teknologi Indonesia yang sudah ada saat ini. Ia juga mengusulkan untuk menggandeng perusahaan teknologi luar negeri untuk membuka pabrik di Indonesia. Sementara itu, Prabowo Subianto mengambil langkah ambisius lewat pembangunan pabrik manufaktur yang dinilai lebih menguntungkan. Ia juga berkomitmen untuk mendidik siswa Indonesia untuk belajar di bidang saintek dan pemberian beasiswa.

Pada segmen ketiga, ketiga capres lagi-lagi sepakat soal peningkatan kesejahteraan guru jika terpilih menjadi presiden berikutnya. Anies menegaskan bahwa negara seharusnya melihat kesejahteraan terhadap tenaga pengajar bukan sebagai beban, tetapi investasi. Sementara itu, Ganjar menyoroti soal kemudahan proses sertifikasi guru, sedangkan Prabowo menyinggung soal keamanan dari alokasi dana guru. Prabowo menyebutkan bahwa kebocoran dana pendidikan kerap kali menjadi persoalan dalam kesejahteraan tenaga pengajar. Sementara itu, soal pekerja migran, Ganjar menyoroti pada pentingnya informasi teknologi informasi sebagai pusat pengaduan. Dia menyebut, berbagai kementerian dan lembaga seperti Duta Besar Indonesia di luar negeri. Soal perlindungan pekerja migran, Prabowo sepakat dengan Anies, dia mengakui peran aktivis dalam perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Prabowo mengatakan bahwa penanganan masalah yang dihadapi pekerja migran Indonesia tidak sepenuhnya mampu diemban oleh kedutaan besar Indonesia di beberapa negara.

Segmen keempat adalah sesi debat antara Anies dengan Ganjar. Keduanya sepakat tentang bansos di era Jokowi yang dipolitisasi. Anies lalu menegaskan bahwa bansos adalah untuk penerima bukan untuk pemberi. Ganjar juga sepakat menyebut bahwa data pemberian bansos seharusnya bisa diperbaiki. Ia juga menyebut bahwa adalah hak rakyat yang harus diberikan dengan tepat sasaran dan tepat waktu. 

Prabowo dan Ganjar juga saling adu argumen tentang permasalahan stunting. Menurutnya, program yang diusung Prabowo adalah penanganan terhadap anak dengan gizi buruk, karena menurut Ganjar pencegahan stunting harus dilakukan sedini mungkin, bukan setelah menjadi anak-anak. Namun Prabowo kembali menegaskan bahwa program yang ia tawarkan juga akan diberikan kepada ibu-ibu hamil.

Segmen kelima adalah debat antara Prabowo dan Ganjar dimana Ganjar menanyakan tentang lebih penting mana antara internet gratis atau susu gratis, karena kesalahpahaman di antara mereka ketika berkampanye. Prabowo pun menjelaskan kesalahpahaman itu menjawab bahwa nanti pun jika dia menjadi presiden, dia juga akan membuat program internet gratis.

Segmen terakhir ditutup oleh stetements penutup dari setiap capres. Kata-kata penutup Anies Baswedan berfokus pada penegasan program kerja Anies-Muhaimin terkait perubahan. Anies juga berkomitmen untuk mendirikan pemerintahan yang berkeadilan dan welas asih. Kata-kata penutup Prabowo Subianto berfokus pada pesan ajakan bersatu dan menekankan kembali program kerjanya. Melalui kesempatan ini Prabowo juga menyampaikan permohonan maaf kepada KPU dan dua kandidat lainnya. Kata-kata penutup Ganjar Pranowo berfokus pada penegasan kembali program kerja dan komitmen apabila terpilih sebagai presiden RI. Ia menyebut ada tiga janji yang akan ia lakukan jika terpilih. Pertama ia berjanji untuk taat kepada Tuhan, patuh kepada hukum, dan setia kepada rakyat. Kedua, Ganjar-Mahfud berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan di pemerintahan sebelumnya yang menyebabkan kemarahan rakyat. Ketiga, ia berjanji tidak akan mengecewakan rakyat yang menjadi detak jantung mereka sehingga perlu diberi akomodasi.

Penulis: Shazia Mirza

Sumber: tirto.id, bisnis.com  

Sumber foto: antara foto, getty images

Editor: Yiyis Juni S

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: