Teori dibalik Film Pengabdi Setan 2: Communion

Teori dibalik Film Pengabdi Setan 2: Communion

Peringatan! tulisan dibawah ini mengandung spoiler.

Halo WartaZen, siapa nih yang udah nonton keseruan dan ketegangan di balik film Pengabdi Setan 2: Communion? Atau bahkan kalian sampai menonton ulang kembali film karya Joko Anwar tersebut?

Film Pengabdi Setan 2 ini memang patut diberi tepuk tangan meriah karena alur ceritanya yang lebih menarik serta adegan jump scare yang berhasil membuat seisi bioskop bergidik ngeri. Namun diantara ketegangan itu, Joko Anwar menyelipkan beberapa adegan lucu yang berhasil menurunkan atmosfer kengerian film dan berhasil mengundang gelak tawa para penonton.

WartaZen yang udah nonton film ini pasti merasa dan menduga-duga terdapat teori dibalik jalannya film Pengabdi Setan 2. Memang di film Pengabdi Setan sebelumnya, juga terdapat teori yang ternyata beberapa diantaranya terjawab di film Pengabdi Setan 2. Namun justru film kedua ini memunculkan teori-teori baru yang semakin menimbulkan pertanyaan dan kemungkinan akan muncul film Pengabdi Setan 3? Hmm tidak ada yang tahu.

Nah, berikut ini merupakan beberapa teori dari spekulasi spekulasi terkait film Pengabdi Setan 2: Communion. Bagi WartaZen yang belum menonton filmnya dan tidak ingin terkena spoiler, lebih baik menonton filmnya terlebih dahulu. Namun jika kalian tidak masalah dengan spoiler dan sudah menonton filmnya, simak teori-teori berikut ini.

Tokoh “Ibu” yang merupakan penggambaran dari sebuah sosok ghaib bernama Raminom.

Dalam film Pengabdi Setan 2 terdapat scene dimana Toni dan beberapa tokoh lain menemukan sebuah album foto yang ternyata di dalamnya terdapat potret foto “Ibu” dalam film Pengabdi Setan sebelumnya. Namun pada foto “Ibu” terdapat sebuah nama bertuliskan “Raminom” di bawahnya. Raminom ini bisa jadi merupakan sesosok Necromancer dari abad medieval. Necromancer sendiri merupakan seorang penyihir yang memiliki kekuatan untuk membangkitkan mayat. Banyak juga spekulasi yang mengira Raminom merupakan sosok iblis. Namun saat adegan kilmaks film, terlihat Raminom terbanting lumayan jauh saat Pak Budiman mengacungkan sebuah alat yang bernama “Pear of Anguish” saat ingin menyelamatkan Rini dan adik-adiknya.

Pear of Anguish ini adalah sebuah alat yang dikenal untuk menghukum orang- orang yang diduga sebagai penyihir (biasanya wanita) di era medieval. Dari hal tersebut bisa dikatakan jika dulu sosok Raminom merupakan seorang manusia sakti yang mempelajari ilmu hitam hingga dapat membangkitkan orang mati atau mungkin ilmu yang dia dapatkan merupakan hasil dari mengabdi kepada iblis yang asli. Karena kesaktiannya Raminom dipuja-puja dan memiliki banyak pengikut sehingga dia diagungkan karena memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan melalui sihirnya. Hal itu diperkuat dari film Pengabdi Setan pertama, dimana sosok Bapak dan Ibu yang meminta anak dari komunitas pemuja Raminom. Dan dari situ penggambaran tokoh Ibu lama kelamaan semakin mirip dengan sosok Raminom. Bisa jadi Raminom dapat terus muncul dari masa ke masa karena dia memiliki kemampuan bereinkarnasi dengan memanfaatkan tubuh dan jiwa manusia.

Rini yang akan dijadikan wadah untuk sosok Raminom.

Di akhir film Pengabdi Setan 2 saat proses ritual sekte berlangsung, sempat memunculkan pertanyaan kenapa hanya Rini yang tetap dibiarkan hidup oleh komunitas sekte penyembah setan sedangkan Bapak dan adik-adiknya mau dijadikan tumbal. Tokoh Rini diduga menjadi sasaran yang paling memungkinkan untuk menjadi wadah baru bagi Raminom. Hal tersebut didukung dengan latar belakang kelahiran Rini yang terjadi karena komunitas sekte penyembah setan, sehingga bisa dikatakan bahwa Rini juga sama identitasnya dengan adiknya, Ian. Raminom yang digambarkan dengan sosok menyerupai wanita kemungkinan sedang mencari “sebuah” wadah baru untuk dirinya terlahir kembali ke dunia. Selain itu, kalimat “bersujudlah pada Dia yang akan lahir” semakin mengindikasikan bahwa Raminom akan kembali hadir di dunia tetapi dia memerlukan wadah yang mana hal ini menuju kepada tokoh Rini.

Batara dan Darminah merupakan Lucifer dan Beelzebub, the real of King Satan.

Tokoh Batara dan Darminah selama ini sekilas terlihat seperti pengikut sekte Raminom. Namun tak menutup kemungkinan bahwa sebenarnya mereka adalah sosok yang dipuja Raminom dan orang-orang sekte alias bos yang asli. Hal tersebut diperkuat dengan tidak hadirnya mereka dalam ritual sekte di rusun karena mereka seolah hanya duduk dan menikmati segala konflik yang terjadi. Segala keputusan dan strategi seperti mereka berdua yang membuatnya serta mereka berada di “pihak mereka” sendiri. Menurut demonologi, Lucifer merupakan sebutan untuk raja neraka atau disebut juga iblis, sedangkan Beelzebub adalah panglimanya Lucifer. Di beberapa adegan terlihat Batara yang selalu berdampingan dengan Darminah seperti Raja dan Panglimanya. Selain itu, terdapat adegan dimana Batara bertanya ke pada Darminah, apa dia (Darminah) tidak bosan selalu bersama dengan Batara. Lalu Darminah menjawab, mau seribu tahun lagi pun dia juga tidak akan bosan. Konteks seribu tahun di sini mengibaratkan sudah berapa lama mereka ada dan hidup di dunia. Hal tersebut didukung dengan kemunculan potret foto mereka berdua di akhir film yang mana latar waktu di foto itu menunjukkan tahun 1955. Saat foto itu diambil, yang menarik adalah rupa dan penampilan mereka tidak menua sama sekali padahal rentang waktunya berjarak 29 tahun dengan peristiwa di film Pengabdi Setan 2. Kejadian janggal lain yang menunjukkan bahwa mereka bukan manusia yaitu pada adegan dimana Batara yang tiba-tiba muncul di samping Pak Budiman yang sedang berteduh di halte bus saat hendak pergi ke rusun untuk menyelamatkan Rini dan kawan-kawan. Kemunculan Batara seolah sudah direncanakan dan dia memang sudah mengintai dari jauh.

Penghuni rusun yang masih hidup adalah anggota sekte.

Teori ini berdasarkan saat adegan dimana semua penghuni rusun yang masih hidup tiba-tiba menghilang sebelum jam 12 dini hari. Setelah kejadian teror di rusun yang memakan banyak korban jiwa, masih terdapat beberapa warga rusun yang selamat. Tapi saat insiden mati lampu dan diperburuk dengan adanya hujan badai keadaan di rusun tiba-tiba menjadi lebih mencekam karena hanya terdapat Bapak, Rini, dan beberapa tokoh anak muda. Penghuni rusun yang selamat dari tragedi teror pada akhirnya satu persatu tetap menjadi korban karena akan ditumbalkan saat ritual sekte. Hal lain yang terkait teori ini yaitu orang-orang seperti ibu bapaknya Darto dan ibunya Dino yang hilang dan tidak mencari anaknya bisa jadi merupakan anggota sekte.

Tragedi lift adalah settingan untuk keperluan ritual sekte.

Di dalam film pasti sudah terlihat jelas bahwa tragedi di lift memang sengaja terjadi karena untuk keperluan ritual sekte di tengah malam. Dalam ritual tersebut para anggota sekte memerlukan kehadiran mayat-mayat hidup sehingga mereka mengumpulkannya melalui tragedi berdarah di lift rusun. Para anggota sekte sepertinya merencakan hal tersebut agar menutupi jejak mereka, sehingga kejadian di lift yang memakan banyak korban jiwa tersebut seolah-olah terjadi karena kesalahan teknis agar terlihat natural dan tidak disengaja. Dalam tragedi ini terlihat tokoh Bapak yang tetap dibiarkan hidup hingga menjelang akhir film karena Bapak sudah dipersiapkan untuk dijadikan tumbal utama.

Penulis : Diaz Mulya Putri

Sumber: Twitter

Editor  : Maharani Sabila

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: