ERUPSI MERAPI BELUM BERHENTI, WARGA HARUS BERHATI-HATI

ERUPSI MERAPI BELUM BERHENTI, WARGA HARUS BERHATI-HATI

Gunung Merapi kembali mengeluarkan gempa guguran pada Kamis (28/01/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB menurut pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Gempa guguran tersebut terjadi sebanyak 45 kali. Meski demikian, awan panas dan guguran lava pijar tidak ada.

“Belum tercatat rentetan awan panas, namun sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini telah terjadi gempa guguran sebanyak 45 kali, embusan 3 kali, dan fase banyak 4 kali, sementara untuk guguran lava pijar pada periode ini tidak ada,” kata Hanik Humaida selaku Kepala BPPTKG.

Dilansir dari akun Twitter resmi @BPPTKG, awan panas guguran Merapi tanggal 28 Januari 2021 pukul 10.13 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 69 mm dan durasi 175 detik, tinggi kolom tak teramati, cuaca berkabut, estimasi jarak luncur 2000 m ke arah barat daya (hulu Kali Krasak & Boyong).

Berdasarkan laporan BPPTKG terkait pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode 27 Januari 2021 pukul 00.00 – 24.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Merapi berada di level III atau siaga. Tingkat aktivitas tersebut ditetapkan sejak 5 November 2020 dan tidak menutup kemungkinan akan semakin meningkat untuk kedepannya.

Warga lereng Gunung Merapi di Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sempat terkejut dan berhamburan keluar rumah setelah melihat rentetan awan panas yang semakin turun mendekati pemukiman pada Rabu (27/01/2021) siang sekitar pukul 13.35 WIB. Namun tak lama kemudian, mereka kembali ke rumah masing-masing.

Kendati demikian, warga yang bertempat tinggal di sekitaran lereng gunung diimbau untuk berhati-hati dan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi melalui informasi yang disampaikan oleh BPPTKG setempat.

“Masyarakat diminta tak berkegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Waspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi,” ujar Hanik.

Hanik beserta pihak BPPTKG menyarankan kepada masyarakat setempat agar mengenakan masker, menggunakan kacamata, dan menutup sumber atau penampungan air sebagai upaya mengurangi risiko dari dampak abu vulkanik.

Penulis: Diaz Mulya Putri

Editor: Amrina Rosyada

Gambar: tribunnews.com

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: