Menjadi Guest Speaker Workshop First Play, Titah Mengajak Peserta untuk Kenali Potensi Diri

Menjadi Guest Speaker Workshop First Play, Titah Mengajak Peserta untuk Kenali Potensi Diri

First Play Indonesia merupakan sebuah organisasi yang memiliki fokus dalam pemberdayaan anak dan pemuda di seluruh Indonesia. Organisasi ini berada di bawah naungan organisasi internasional Righ to Play Thailand yang memiliki visi sama yaitu pemberdayaan anak melalui media bermain. First Play sendiri memiliki tiga misi diantaranya edukasi kesehatan, olahraga bermain, dan kreativitas seni.

Terhitung sejak terbentuknya, saat ini First Play sedang menjalankan project kedua yaitu ” Indonesia Youth Leadership Workshop” yang mana telah dijelaskan dalam akun Instagramnya (@firstplay.id). project ini memiliki tujuan membuka ruang pada pemuda-pemudi Indonesia untuk tetap bisa beraktivitas meskipun berada di tengah pandemi.

Registrasi yang telah dibuka sejak 21-28 Oktober 2020 yang lalu ini, telah menyaring 10 peserta terbaik yang terpilih untuk berkesempatan mengikuti Workshop pada tanggal 2-7 November 2020 dengan pembicara-pembicara hebat dan berkompeten di bidangnya diantaranya Anggie Martin, Danang Dwi Sadewa, Titah Banu, dan beberapa pembicara lainnya serta master of ceremony yang tidak kalah keren yaitu Dhyanara.

Dalam sebuah sesi workshop pada Kamis ( 4/11) Titah berkesempatan untuk bertemu via daring dengan para peserta terpilih untuk berbagi dan berdiskusi bersama. Titah yang merupakan seorang founder dari ‘ Wayang Sothil’ dan Duta Bahasa Jawa tengah 2017. Titah menyampaikan materi berjudul “ Explore Yourself “ yang diawali dengan para peserta yang diminta untuk memperkenalkan diri dan mempresentaasikan sedikit tentang dirinya sebagai awal langkah untuk mengeksplor diri. Menurutnya, “ Pemikiran orang berkembang adalah mereka yang mampu mengeksplorasi diri dan bisa menempatkan diri”.

Titah Banu sedang menyampaikan materi “ Explore Yourself “ kepada para peserta workshop

Berikutnya, Titah meminta peserta untuk mengetahui keunikan diri, karena hal inilah yang membuat bagaimana seseorang akan mengenal kita. Pembahasan semakin seru ketika masing-masing peserta memberi sedikit gambaran mengenai project yang akan dijalankanya di dalam First Play.
Tidak terlepas dari jiwa seni yang dimilikinya, Titah mengajak peserta berdiskusi mengenai apa perbedaan dari seni dan budaya.

Menurut salah satu peserta Ananius Rure yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, bahwa seni merupakan hasil pikiran manusia yang dituangkan pada media, sedangkan budaya merupakan apa yang sudah ada sejak dulu dan ada sampai sekarang. Titah membenarkan pernyataan itu dan sedikit menambahkan bahwa seni adalah produk dari hasil pikiran yang memiliki tujuan dan budaya adalah struktur yang ada di dalamnya. Tidak lupa dalam kesempatan ini Titah juga memperkenalkan produknya yaitu “ Wayang Sothil “ yang ia ciptakan sendiri berdasarkan apa yang menjadi olah pikirnya mengenai potensi dirinya.

Sebelum sesi workshop ditutup, Dhyanara membacakan sedikit kata yang Titah tuturkan pada tahun 2018 “ Ketika bicara tentang seni dan humanisme, maka sebuah seni yang humanis bukanlah melulu mengangkat tentang kemanusiaan atau menjadikan manusia sebagai subjek. Namun seni yang humanis terletak pada sebuah karya seni yang memiliki nilai moral”, tuturnya.

Penulis : Isabella Khusnul Primasari

Editor: Amrina Rosyada

Image: Isabella Khusnul Primasari

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: