Taman Quersyla

Taman Quersyla

Dinding-dinding Istana Verloincha menjadi saksi bisu, menyaksikan kesendirian yang menghiasi kehidupan Putri Querzy Damancha. Terpaku dalam kungkungan Avoidant Personality Disorder, Querzy terperangkap dalam dunianya sendiri. Kucing kesayangannya, Syla, sebagai satu-satunya teman yang setia.

Raja Marquenzy Damancha dan Ratu Roselyn Fratuise dengan segala kesedihan dan harapan, terus berusaha mencari cara untuk menyembuhkan putri mereka. Namun, setiap usaha tampaknya menghadapi tembok batu yang tak tergoyahkan. Taman Quersyla tetap menjadi dunia yang tak terjangkau bagi putri yang terperangkap dalam bayang-bayang kecemasan.

Taman Quersyla merupakan penggabungan dari 2 kata, Querzy dan Syla, terletak di belakang istana, di antara pepohonan yang rimbun dan rerumputan yang hijau. Saat matahari terbit, sinarnya menyinari taman dengan lembut, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Jalanan setapak yang terbuat dari batu-batu kecil meliuk-liuk di antara rerumputan, membentuk pola yang mengundang untuk dijelajahi.

Terdapat sebuah area lapang yang terbentang luas di tengah-tengah taman,  dikelilingi oleh beberapa pohon yang menjulang tinggi. Di sekitar area lapang, terdapat beberapa bangku kayu yang terletak di bawah naungan pohon-pohon tersebut. Bangku-bangku itu menawarkan tempat yang nyaman untuk duduk dan bersantai sambil menikmati udara segar dan pemandangan alam yang indah.

Di sepanjang jalan setapak, terdapat beberapa lampu taman yang terbuat dari logam berwarna antik, memberikan cahaya lembut saat malam tiba. Beberapa tanaman hijau ditanam di sepanjang jalan setapak, memberikan sentuhan warna yang menyegarkan tanpa terlalu mencolok. Sebuah struktur gazebo sederhana di sudut taman terbuat dari kayu, dihiasi dengan beberapa tanaman rambat yang menjuntai dari atapnya. Gazebo itu menawarkan tempat yang sejuk untuk beristirahat di bawah naungan, sambil menikmati suara angin yang berbisik dan aroma segar pepohonan.

Querzy dan kucing kesayangannya, Syla, sering kali menghabiskan waktu di taman ini, menikmati keindahan alam dan ketenangan yang ditawarkannya.

***

Hari ulang tahun Querzy datang kembali, memanggil harapan palsu atas perubahan yang belum kunjung tiba. Meskipun undangan telah tersebar ke seluruh penjuru kerajaan, para tamu undangan menolak menghadiri pesta tahunan, setelah belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

Satu minggu berlalu setelah pesta ulang tahun yang sepi, Raja Marquenzy dan Ratu Roselyn memutuskan bahwa saatnya telah tiba untuk mencari pasangan hidup bagi putri mereka, Querzy. Namun, mereka merasa ragu apakah ada pangeran yang akan menerima Querzy dengan segala keadaannya. Dengan hati penuh harap, mereka mengirimkan 30 undangan perjodohan ke berbagai Kerajaan.

Keajaiban datang dari Kerajaan Zarathorn, satu-satunya yang merespons dengan positif. Perwakilan yang diutus adalah Putra Mahkota Arsalan Brythorn, teman masa kecil Querzy. Kedatangan Arsalan menimbulkan campuran perasaan dalam hati Raja dan Ratu. Meskipun senang dengan kesediaan Arsalan, kekhawatiran tentang keadaan Querzy masih menghantui mereka. Dapatkah Querzy mengenali dan menerima Arsalan kembali dalam kondisinya yang sekarang?

Keraguan lain menyelinap masuk, karena Arsalan bukan hanya seorang pangeran biasa, tetapi juga pewaris takhta yang memiliki tanggung jawab besar terhadap kerajaannya. Meskipun demikian, Arsalan memutuskan untuk menginap selama 10 hari di Istana Verloincha, dengan harapan dapat membangkitkan kenangan dan persahabatan yang pernah ada di antara mereka.

Arsalan menyadari bahwa perjuangannya tidak hanya itu, tetapi juga untuk membantu memulihkan keadaannya yang rapuh. Dengan pemahaman mendalam tentang kondisi Querzy yang mengidap Avoidant Personality Disorder, Arsalan memutuskan untuk membawa pendekatan yang penuh dengan pengertian dan sensitivitas.

Setiap langkahnya didedikasikan untuk membangun kembali kepercayaan yang telah terkikis dari Querzy. Arsalan bersikeras untuk menjadi sumber dukungan emosional bagi Querzy, memberinya tempat yang aman untuk berbicara tentang perasaannya tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dorongan positif, dan menjadikan kehadirannya sebagai landasan yang stabil di tengah badai emosi yang dialami Querzy.

Saat matahari mulai terbenam, cahayanya menyinari Taman Quersyla dengan kelembutan, menciptakan suasana yang tenang dan damai.

Arsalan dengan wajah penuh kepedulian, memulai percakapan dengan Querzy.

“Querzy, aku ingin membantumu. Bisakah kita bicara?”

Namun, Querzy hanya diam, fokus pada kucing kesayangannya, Syla, yang duduk di dekatnya.

“Aku mengerti bahwa kamu mungkin tidak siap untuk berbicara sekarang,” lanjut Arsalan dengan lembut. “Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untukmu, kapan pun kamu membutuhkanku.”

Querzy, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya mengelus lembut bulu Syla, seolah-olah mencari kenyamanan dalam keheningan yang tercipta di antara mereka.

“Tidak apa-apa, Querzy, aku akan menunggumu. Syla juga teman yang baik,” ucap Arsalan dengan senyum lembut.

“Terima kasih, Arsalan,” jawab Querzy dengan suara pelan, ekspresi terima kasih terpancar di matanya. “Aku harap kamu mengerti.”

“Tentu saja, Querzy, aku akan selalu ada di sini, baik untukmu maupun untuk Syla,” ucap Arsalan dengan mantap.

Dalam keheningan yang mengelilingi mereka, suara desiran daun-daun yang terkena angin membuat atmosfer taman semakin tenang. Meskipun percakapan terhenti, kehadiran satu sama lain memberi mereka ketenangan dan dukungan yang Querzy butuhkan.

***

Putra Mahkota Kerajaan Verloincha, Quillian Damancha, melangkah masuk ke kamar Arsalan dengan langkah mantap. Arsalan mengangkat pandangannya, terkejut oleh kedatangannya.

“Kak Quillian,” sapa Arsalan dengan hormat saat Quillian memasuki ruangan.

“Aku tak mau berbasa-basi,” Quillian memotong dengan tegas, “apakah orang tuamu menyetujui hal ini?”

Arsalan merasakan getaran tegang di udara saat pertanyaan itu diucapkan. “Kak Quillian memang memahamiku,” jawab Arsalan setelah sesaat terdiam. “Sebenarnya ayahanda mengutusku ke mari untuk menolaknya secara langsung. Namun, hatiku merasa berat sekali. Aku telah lama mencintainya, apakah aku harus kehilangan dia?”

Quillian menghela napas, ekspresinya mencerminkan ketegangan yang terasa di antara mereka.

“Kamu akan membuat bencana besar!” desisnya, suaranya penuh dengan kekhawatiran.

Arsalan merenung sejenak, memahami betul bobot dari kata-katanya.

“Aku tahu itu,” ujarnya dengan suara terdengar berat. “Sebagai seorang putra mahkota tidak seharusnya aku melakukan hal seperti ini.”

Quillian mengangguk singkat, wajahnya serius.

“Aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada ayahanda,” ucapnya kemudian, suaranya penuh dengan pertimbangan.

“Aku harap kamu dapat bertanggung jawab atas semua ini,” tanpa menunggu jawaban dari Arsalan, Quillian berbalik dan meninggalkan kamar dengan langkah mantap.

Arsalan hanya bisa menatap punggung Quillian yang pergi, dipenuhi oleh perasaan campuran dari keragu-raguan dan keputusasaan. Timpang antara tugas sebagai seorang putra mahkota dan keinginan pribadinya, Arsalan merasa terjepit di antara dua dunia yang berlawanan.

Dayang Jane dengan langkah hati-hati memasuki kamar Arsalan.

“Yang Mulia,” Panggilnya dengan suara lembut.

Arsalan yang tengah sibuk membaca sebuah buku segera menoleh saat mendengar suara Dayang Jane.

“Ada yang bisa saya bantu, Dayang Jane?” tanya Arsalan dengan ramah.

“Putri Querzy meminta kehadiran Anda di Taman Quersyla, Yang Mulia,” kata Jane dengan hormat.

Arsalan mengangguk, menyadari bahwa permintaan Querzy itu mungkin terkait dengan perasaannya yang tengah berjuang. Tanpa menunda lebih lama, ia segera mengikuti Dayang Jane ke Taman Quersyla.

Sesampainya di taman, Arsalan melihat Querzy duduk di kursi kayu di bawah naungan pohon yang rindang. Ekspresi wajahnya terlihat tegang, tetapi juga penuh dengan tekad. Querzy menoleh saat Arsalan datang, dan senyum lembut menyapa di bibirnya.

“Arsalan,” panggil Querzy dengan suara yang lembut namun mantap. “Terima kasih telah datang.”

“Tentu saja, Querzy,” jawab Arsalan dengan penuh perhatian. “Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?”

Querzy mengangguk, menatap Arsalan dengan mata yang penuh dengan keputusan. “Aku ingin berbicara tentang kemungkinan untuk kita berteman kembali,” ucapnya dengan tegas.

Arsalan merasa terkejut dan bahagia mendengar kata-kata itu. “Tentu, Querzy,” ucapnya dengan senyum hangat. “Aku sangat senang mendengarnya. Apakah kamu yakin dengan keputusan ini?”

Querzy mengangguk, dan Arsalan dapat melihat ketegasan di matanya. “Aku yakin, Arsalan. Aku ingin memberikan kesempatan untuk kita memulai kembali hubungan kita.”

Arsalan tersenyum lega, merasa terharu oleh keberanian dan ketulusan Querzy. “Aku bersedia untuk itu, Querzy,” ucapnya dengan penuh keyakinan.

Dengan senyum di wajah mereka, Querzy dan Arsalan memulai perjalanan untuk membangun kembali persahabatan mereka, sementara Syla duduk di antara mereka, sebagai saksi dari awal yang baru bagi mereka semua.

Tak terasa 10 hari telah dilaluinya, perjuangan Arsalan menuai hasil yang manis.

Kini saatnya ia Kembali ke kerajaannya. Sebelum Arsalan kembali ke Kerajaan Zarathorn, Raja Marquenzy menitipkan pesan untuk kedua orang tuanya, Raja Leofric dan Ratu Seraphina, untuk menghadiri jamuan makan bersama di Istana Verloincha.

Raja Leofric marah besar atas pengkhianatan yang dilakukan oleh putra mahkotanya. Arsalan memaksa karena ia mencintai Querzy, sahabatnya. Ayahandanya justru menawarinya perjodohan dengan Putri Eudora, putri dari kerajaan yang memiliki wilayah luas dan pertahanan yang kuat. Hal ini pastinya akan menguntungkan Kerajaan Zarathorn. Ia mendapatkan ancaman pencabutan gelar mahkotanya apabila Arsalan masih teguh dalam pendiriannya.

Arsalan mencoba bertanya apakah ada alternatif lain agar bisa menikahi Querzy dan tetap bergelar mahkota. Ratu membujuk suaminya untuk memikirkan perasaan yang dimiliki anaknya. Ayahandanya melapangkan dada untuk memenuhi permintaan sang anak, dengan syarat mengambil alih jalur perdagangan Kerajaan Verloincha. Arsalan terkejut dengan syarat tersebut, karena itu sangat tidak mungkin terjadi.

Lima hari berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di Istana Verloincha, Arsalan, dengan berat hati menghadiri jamuan makan, di mana semua hal yang telah disampaikan oleh ayahandanya, Raja Leofric, menjadi sorotan utama pembicaraan.

Putra Mahkota Quillian dengan tegas menjawab ketidaksetujuannya terhadap kemungkinan hubungan antara Arsalan dan Querzy. Ekspresi serius dan nada suaranya yang tegas mencerminkan keyakinan yang kuat atas pandangan pribadinya. Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah tanggapan Raja Marquenzy, ia menerima syarat yang diajukan. Akan tetapi, hak jalur perdagangan akan jatuh pada Arsalan, calon menantunya.  Suasana makan yang semula riuh menjadi hening seketika.

Sebulan setelah perjanjian perjodohan yang penting, Istana Zarathorn dipenuhi dengan kegiatan sibuk dan persiapan untuk prosesi pertunangan yang akan datang. Para anggota kerajaan berkumpul secara tertutup di ruang audiensi istana, membahas setiap detail mulai dari hari baik, tradisi, adat-istiadat, hingga perencanaan pernikahan yang harus diatur dengan sempurna.

Namun, di tengah diskusi yang serius, muncul perdebatan yang mengemuka, apakah pernikahan ini harus diadakan secara besar-besaran sesuai tradisi kedua kerajaan, ataukah lebih baik diadakan secara tertutup karena kondisi Querzy yang masih dalam proses pemulihan.

Ketika Querzy akhirnya angkat bicara untuk pertama kalinya sejak pertemuan itu dimulai, suasana ruangan menjadi hening. Dengan suara yang lembut, ia menyampaikan keputusannya bahwa acara pernikahannya harus diadakan sesuai dengan tradisi. Ia tidak ingin pernikahan mereka menjadi pengecualian dari norma yang berlaku di kedua kerajaan.

Pernikahan antara Putri Querzy dan Putra Mahkota Arsalan akan segera dilangsungkan dalam 40 hari lagi, tepat saat tahun kabisat tiba.

***

Sebuah tragedi menyelimuti kebahagiaan mereka. Sehari sebelum pernikahan yang dinanti-nantikan, Syla, kucing kesayangan Querzy yang telah menemaninya selama delapan tahun lebih, tiba-tiba mati. Querzy yang terpukul akan hal itu, merasa luka hatinya terbuka kembali saat ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia kehilangan sosok yang disayanginya.

Matahari terbenam di balik perbukitan, memancarkan sinarnya yang hangat dan memperindah pemandangan di Taman Quersyla. Suasana hening terasa di sekitar makam Syla, kucing kesayangan Querzy yang baru saja mati. Querzy, dengan tatapan kosong, duduk di depan makam tersebut, merenung dalam kesedihan yang mendalam. Querzy memutuskan untuk menghadapi rasa sakitnya sendirian. Dia memerintahkan semua orang untuk meninggalkannya, termasuk para dayang dan pengawal setianya.

Tiba-tiba, langkah Arsalan terdengar di belakangnya. “Querzy…” panggil Arsalan dengan suara lembut, mencoba memecah keheningan yang menyelimuti mereka.

Querzy tetap diam, hanya menatap kosong ke arah makam Syla, tanpa menoleh ke arah Arsalan. Namun, Arsalan tetap duduk di sebelahnya, menepuk lembut pundak Querzy sebagai tanda dukungan.

“Biarkan aku menemanimu,” ucap Arsalan dengan penuh kelembutan, mencoba menyentuh hati Querzy yang terluka.

“Pergilah!” seru Querzy dengan suara pelan, namun keras, sambil meneteskan air mata yang tak terbendung.

Namun, Arsalan tidak gentar. “Aku tidak akan meninggalkanmu,” tegasnya dengan tekad yang kuat.

Querzy terdiam, namun tatapannya masih kosong, tak mampu menghadapi kehilangan yang baru saja dialaminya.

“Ternyata kamu masih menyimpan dendam padaku,” ujar Arsalan dengan nada penuh pengertian.

Querzy mengangguk perlahan, mengakui kebenaran dari kata-kata Arsalan. Namun, Arsalan tidak membiarkannya terdiam dalam kesedihan. Dengan lembut, ia mengubah posisi tubuh Querzy agar menghadap ke arahnya.

“12 tahun yang lalu, aku meninggalkanmu di sini,” ungkap Arsalan dengan suara yang penuh penyesalan. “Kali ini aku kembali untuk selalu berada di sampingmu.”

Querzy terisak, merasakan kehangatan sentuhan dan kata-kata Arsalan yang menembus ke dalam hatinya yang terluka.

***

Peristiwa 12 tahun lalu, pada tahun kabisat, mengukir luka yang dalam di hati Querzy. Tempat bermain QuQi adalah tempat di mana kenangan manis mengalir dalam aliran waktu. Querzy merasa paling bahagia karena di sini ia bisa bersama teman-teman terbaiknya, Quillian, Arsalan, dan Eudora. Tempat itu kini menjadi taman yang indah, Taman Quersyla.

Namun, seiring berjalannya waktu, kehadiran teman-temannya mulai berkurang satu per satu. Quillian yang sibuk dengan akademi militer dan tanggung jawabnya sebagai pangeran mahkota, Eudora yang menyibukkan diri dengan ambisinya untuk meraih kesuksesan di dunia pendidikan. Hingga pada suatu hari, di tahun kabisat yang tak terlupakan, ia harus kehilangan Arsalan. Setiap pangeran akan menjalani akademi militer di usia 13 tahun. Arsalan juga mengemban tugas sama seperti kakaknya, putra mahkota. Arsalan berjanji untuk kembali namun tak pernah datang.

Empat tahun berlalu, Querzy juga harus menanggung beban berat atas kematian teman sebangkunya di sekolah secara misterius saat upacara kedewasaan, Putri Xillia. Tuduhan yang menimpa Querzy sebagai penyebab utama kematian Xillia membuatnya menjadi sasaran gosip dan celaan dari teman-temannya sendiri. Meskipun Querzy sama sekali tidak menyadari soal minuman beracun yang diberikan pada Xillia, namun, dia menjadi korban dari fitnah dan kebencian yang tak berdasar.

Dari saat itulah, Querzy mulai merasakan beban yang berat di pundaknya. Avoidant Personality Disorder mulai merayap ke dalam kehidupannya, membawanya ke dalam jurang kesendirian dan penderitaan yang tak berkesudahan.

***

“Aku berjanji bahwa peristiwa itu tidak akan terulang kembali, kamu tidak akan sendirian lagi!” janji Arsalan dengan mantap, menghapus air mata yang mengalir di pipi Querzy.

Namun, Querzy masih ragu. “Aku tidak percaya,” ucapnya dengan suara yang gemetar.

“Tatap mataku, Querzy,” pinta Arsalan, menuntun Querzy untuk menatapnya. “Aku akan menemanimu!”

Querzy terdiam, tatapannya terpaku pada mata Arsalan yang penuh dengan ketulusan. Hati Querzy mulai luluh oleh kehangatan dan keberanian yang ditunjukkan Arsalan.

Tiba-tiba, Querzy mendorong Arsalan dengan keras, membuat Arsalan tersungkur di tanah. Namun, Arsalan tetap tegar berdiri.

“Ikutlah denganku, Wahai Permaisuriku!” tawar Arsalan, menyodorkan tangannya sebagai tanda perdamaian.

Setelah bujukan dan tawaran yang penuh dengan ketulusan dari Arsalan, akhirnya Querzy bersedia menerima tangan yang disodorkan Arsalan. Dalam kehangatan sentuhan tangan mereka yang saling bersentuhan, mereka siap menghadapi masa depan yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan, meskipun luka hati Querzy masih terbuka akibat kehilangan yang baru saja dialami.

***

Prosesi pernikahan dimulai sejak dini hari, mengikuti ritual penyucian tahun kabisat yang dipandu oleh pendeta kerajaan. Suasana kerumunan yang penuh semangat menyelimuti istana, dengan suara nyanyian dan musik yang mengiringi setiap langkah dalam ritual yang kuno namun kental dengan makna.

Saat matahari mencapai puncaknya, acara perayaan tahun kabisat dimulai. Pertunjukan budaya dari dua kerajaan memperindah pagelaran, memancarkan keindahan dan kekayaan tradisi mereka masing-masing. Tari-tarian yang megah, musik yang memukau, dan karnaval yang meriah menjadi bagian dari perayaan yang dirancang untuk merayakan hubungan antara kedua kerajaan.

Namun, di tengah gemerlap perayaan, tragedi menimpa istana. Putri Querzy tiba-tiba pingsan dan segera dinyatakan meninggal dunia oleh dokter istana. Kematian yang tiba begitu mendadak dan tragis, meninggalkan kerumunan terdiam dalam kebingungan dan kehancuran. Ternyata, racun mematikan yang masuk ke dalam minumannya disengaja oleh Querzy sendiri.

Dalam keheningan yang menyelimuti istana setelah tragedi itu, Arsalan menemukan buku perjalanan hidup Querzy. Di dalamnya, Querzy mencatat segala peristiwa yang dialaminya, namun bagian terakhir dari perjalanan hidupnya masih kosong. Dalam surat terakhirnya, ia meminta Arsalan untuk melengkapi cerita tersebut dan memakamkannya di samping Syla.

Cerita berjudul Taman Quersyla ini, kemudian diabadikan oleh Arsalan sebagai penghormatan terakhir kepada orang yang dicintainya.

Penulis: Aiska Muti Salsabila

Gambar: Freepik.com

Editor: Rahma Fadila Rahayu

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: