Meneladani Pemimpin Abadi Lewat Film “Guru Bangsa: Tjokroaminoto”

Meneladani Pemimpin Abadi Lewat Film “Guru Bangsa: Tjokroaminoto”

Pasti familiar dengan nama Tjokroaminoto, nama ini kerap kali diabadikan sebagai nama jalan. Jadi, siapa Tjokroaminoto itu? Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang lebih dikenal sebagai H.O.S. Tjokroaminoto yang lahir di Ponorogo, 16 Agustus 1882. Beliau dibesarkan di lingkungan keluarga priayi yang sangat agamis.

H.O.S. Tjokroaminoto merupakan pahlawan nasional yang menjadi salah satu pelopor pergerakan nasionalisme di masa Kolonial Belanda dengan memimpin organisasi pergerakan nasional, yakni Sarekat Islam (SI).

Kisah perjalanan hidup H.O.S. Tjokroaminoto ini diangkat ke layar lebar oleh sutradara Garin Nughroho dengan judul “Guru Besar: Tjokroaminoto”. Reza Rahardian berperan sebagai Tjokroaminoto di film ini. Reza Rahardian berakting dengan sangat baik dan sangat mendalami perannya.

Selain Reza Rahardian, film ini juga dibintangi oleh Putri Ayudya, Tanta Ginting, Chelsea Islan, Maia Estianty, Egi Fedely, Deva Mahendra, Ibnu Jamil, Alex Komang, Sujiwo Tejo, Christine Hakim, Alex Abbad, Arjan Onderdenwijingaard, dan Christofer Nelwan. Film berlatar tahun 1890-1920-an ini berdurasi selama 160 menit.

Selain mengisahkan perjuangan yang dialami Tjokroaminoto dalam melawan kolonial Hindia Belanda yang menjajah Indonesia dengan sangat keji, penuh diskriminasi, dan ketidakadilan. Film ini juga menceritakan lika-liku Tjokroaminoto yang besar di keluarga priayi, hingga perjalanan percintaan dengan pasangan hatinya sampai tahap pernikahan.

Film ini sukses menggambarkan suasana yang terjadi pada masa itu, sehingga penonton dapat merasakan suasana digambarkan pada film. Melalui dialog, sinematografi, tone warna, dan musikal melankolik yang dipilih di film ini sangatlah tepat, sehingga patut mendapatkan apresiasi. Selain itu, akting yang mendukung dari para aktor dapat menjadi daya tarik bagi penonton. Dengan menonton film ini, penonton tanpa sadar belajar mendalami sejarah Indonesia dengan cara menghibur.

Pesan yang terkandung pada film ini yang dapat dipetik yaitu jangan menindas orang yang lebih lemah. Pesan ini rasanya cocok untuk masa kini dimana banyak kaum-kaum yang merasa tinggi dan memiliki kekuatan lebih bertindak menindas, membungkam, dan menginjak orang lemah yang tidak memiliki kekuatan. Jika dahulu penjajah yang menginjak Indonesia, kini malah masyarakat Indonesia yang saling menginjak.

Film ini juga mengingatkan kita untuk menghargai dan menghormati para pahlawan yang telah berjuang hingga titik darah penghabisan dalam membela Bangsa Indonesia dari berbagai ancaman. Pada masa kini, kita sepatutnya wajib menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia sebagai bentuk menjaga keutuhan bangsa. 

Penulis: Nabila Putri Haryanto

Sumber gambar: about.vidio.com

Editor: Mayang Luh Jinggan

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: