Apakah ada yang Mengertiku?

Tokoh : 

  • Vessa Helena (Tokoh Utama)
  • Jio Wildano (Tokoh Pendamping)
  • Kinar Jiwa (Teman Vessa)
  • Tiya Angeline (Teman Vessa)
  • Faiz Juliano (Kakak Vessa)
  • Orang Tua : Wuji Hartono dan Tias Helena
  • Kucing : Tiwa & Moi

“Kringgg….kringgg….kringgg” terdengar suara alarm dari handphone yang terdengar nyaring dalam sebuah ruangan. Rungan bercat pink dihiasi lampu berkelap-kelip bintang yang indah. Matahari menembus masuk di sela gorden hingga menyilaukan sosok yang tidur di balik selimut pink muda. Vessa Helena ya benar itulah Vessa, anak terakhir dari orang tua yang bernama Wuji Hartono dan Tias Helena. Orang tua yang cukup mapan hingga anak-anak mereka menjadi prioritas utama dalam kebahagiaan. Vessa memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat tampan dan pintar, dia adalah Faiz Juliano. Dia menjadi presma atau presiden mahasiswa di Universitas Bina Unggul di Kota Semarang. Dengan kepopulerannya itu, Vessa menjadi senjata utama para perempuan yang ingin mendekati Faiz.

Vessa Helena memiliki paras cantik dan pipi tembam, tidak dipungkiri banyak lelaki yang terpesona dengan parasnya. Akan tetapi, dia  menghiraukan hal tersebut dan memilih untuk fokus menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa baru di Universitas yang sama dengan Faiz. Perempuan penyuka warna pink itu sangat menggemari dunia bisnis dan keuangan sehingga dia memilih untuk masuk jurusan manajemen. 

Awalnya semua berjalan seperti biasa, hingga memasuki semester 4 orang tua Vessa mengalami gulung tikar dan membuat Vessa tidak semangat untuk menjalankan kuliah. Untungnya saat itu, Faiz telah lulus dari Universitas Bina Unggul dan sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan terkenal di Kota Semarang berkat kemampuannya. Sejak saat itu, rumah yang dulunya selalu diselimuti kebahagian mendadak menjadi hal yang sunyi tanpa adanya senyuman dan sapaan dari kedua orang tua Vessa. Setiap hari Vessa selalu mendengarkan nasehat dari Papah Wuji untuk harus sukses agar tidak menderita seperti ini. Awalnya terdengar seperti nasehat dan dukungan tapi lama kelamaan hal itu terdengar seperti paksaan dan membuat Vessa menjadi bingung atas kemampuan dan keinginanya.

Hobi Vessa pun terhenti akibat tidak adanya biaya lagi untuk membeli peralatan dan bahan yang tergolong sangat mahal. Hobi Vessa adalah melukis. Sejak kecil orang tuanya selalu memfasilitasi hobi Vessa, tetapi untuk saat ini Vessa tidak mau memberatkan kedua orang tuanya untuk memfasilitasinya lagi dalam melukis. Sejak itu, Vessa menjadi peibadi yang pendiam dan malu bergaul dengan teman-teman kampusnya. Untungnya sahabat Vessa yaitu Kinar dan Tiya selalu memberi dukungan penuh atas semua yang dilakukan Vessa. Vessa sangat bangga memiliki sahabat seperti mereka yang bisa memahami keadaannya sekarang dan memilih menetap pada dirinya walaupun kehidupannya tidak seperti dahulu.

Saat tiba waktu perkuliahan, mereka bertiga selalu bersamaan untuk masuk ke dalam ruang kelas. Pada hari itu terdapat 2 mata kuliah yang jaraknya lumayan panjang dari mata kuliah satu dengan mata kuliah lainnya. Saat menunggu di taman kampus, ada sosok mata yang selalu melihat ke arah Vessa. Mata yang melirik dari balik tenaman bunga yang indah. Tidak hentinya mata Jio melirik ke arah Vessa. Ya benar dia adalah Jio Wildano. Sebenarnya dari awal masuk kuliah Jio sudah memperhatikan Vessa terus tetapi Vessa mengabaikan hal tersebut. Jio yang tidak berani menyapa Vessa membuat Vessa menggap Jio hanya sebagai teman seangkatannya saja. Siang itu entah kenapa, Jio membulatkan tekadnya untuk menyapa Vessa. Suara riuh terdengar dari Kinar dan Tiya yang menyoraki Vessa. Hari itu Jio berhasil membuat Vessa tertawa akibat ledekan dari sahabat Vessa atas sapaan dari Jio.

Ternyata kebahagiaan itu hanyalah sesaat. Saat pulang pun senyumnya menjadi hilang dan dia sadar bahwa di rumah adalah kehidupan yang sebenarnya. Saat tiba dirumah, hewan berbulu itu sudah menunggu Vessa di depan pintu kamarnya untuk menyapa Vessa yang lelah akibat kuliah. Kucing cantik dan gedut itu bernama Tiwa dan Moi, mereka adalah obat untuk Vessa atas hiruk pikuk kehidupannya. Setelah mengelus hewan berbulu itu, terdengan suara langkah kaki yang menghampiri Vessa. Yaa, Itu adalah mamah Vessa yang bernama Tias. Entah kenapa yang terucap di awal percakapan adalah “Dari mana aja kamu? Malam baru pulang!!!”. Sontak perkataan yang diiringi nada tinggi itu membuat Vessa kaget dan tegang. Dalam hati Vessa “apa tidak menanyakan hariku hari ini mah? Kenapa mamah marah atas kedatanganku?”. Ya betul, semenjak Papah Wuji gulung tikar, rumah bukannya tempat ternyaman tetapi hanya tempat singgah untuk berteduh dan tidur.

Hari-hari tidaklah mudah untuk Vessa. Cacian, makian, paksaan, dan teguran selalu di lontarkan kedua orang tua Vessa. Tidak ada lagi kata “gimana hari ini, Vessa senang?” Yang ada kata-kata yang selalu membandingkan Vessa dengan kakaknya yaitu Faiz. Entah apa yang ada di benak mereka, apakah mereka tidak memikirkan bahwa Vessa masihlah seorang mahasiswa sedangkan Faiz telah lulus dan pastinya bisa untuk bekerja menyambung hidup keluarganya. Yang ada hanya cacian yang membuat Vessa selalu berpikir “APAKAH ADA YANG MENGERTIKU”. 

Malam itu, Vessa menangis dibalik selimut tebalnya, tangisan tanpa suara lebih perih dari pada tangisan dengan suara yang nyaring. Tiba-tiba terdengar suara dering dari handphonenya. “Hai Vessa aku di depan nih, yuk jalan-jalan”. Pesan itu ternyata dari Jio, Vessa kaget setengah mati, “kenapa Jio bisa tau nomor dan rumahku ya?”, pertanyaan itu yang langsung muncul di benak Vessa. Ahh pasti ini ulah Kinar dan Tiya. Vessa pun keluar rumah untuk menemui Jio, “Vessa, maaf ya ganggu malam-malam, yuk cari udara segar biar kamu senyum!”. Kata-kata itu seperti hembusan angin sejuk yang membuat Vessa langsung mengiyakan ajakan Jio. Malam itu pun Jio berhasil memunculkan senyuman indah di bibir cantik Vessa. Berjalan-jalan menyusuri Kota Semarang, bernyanyi kencang di tengah jalan, dan berteriak hingga Vessa bisa melupakan hal yang ada di rumahnya. Kebingungan Vessa atas kedatangan Jio hilang seketika, yang ada hanya malam itu Jio berhasil membuatnya bahagia.

Ternyata, Jio selalu memohon kepada kedua sahabat Vessa untuk mendekatkan dia dengan Vessa, tetapi selalu muncul kata penolakan. Saat sudah memikirkan matang-matang kedua sahabat itu, memutuskan untuk memberi kesempatan Jio untuk membahagiakan Vessa. Sahabat Vessa menceritakan apa yang sedang dialami Vessa dan tidak membuat batal niat Jio untuk membahagiakan Vessa. Malam itu juga, Jio langsung mendatangi rumah Vessa karena hati Jio berkata bahwa malam itu Vessa sedang tidak baik hatinya.

Sejak saat itu Vessa dan Jio menjadi lebih dekat. Kedua sahabat Vessa memberi ruang kepada Jio dan Vessa untuk bersama agar Vessa dapat melewati hari-harinya dengan bahagia. Saling berbagi cerita membuat Vessa nyaman kapada Jio, tapi Vessa takut jika Jio meninggalkan Vessa karena masalah keluarga Vessa. Jio selalu meyakinkan Vessa bahwa semuanya akan baik-baik saja dan akan dilalui bersama. Sejak saat itu Vessa percaya bahwa masih banyak orang yang “mengerti” akan dirinya.

Untuk kalian di luar sana, yakinlah bahwa masih banyak teman, keluarga, sahabat, dan orang lain yang mau mengerti diri kalian dan tulus akan  keberadaan kalian. Percayalah suatu saat nanti kalian pasti mendapatkan atau menemukan orang yang tepat untuk dijadikan sandaran dan tempat cerita ternyaman.

Penulis: Rosmanita Kusuma Ningrum

Editor: Rahma Fadila Rahayu

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: