Artificial Intelegent, Akankah Menjadi Ancaman bagi Pekerja Kreatif?

Artificial Intelegent, Akankah Menjadi Ancaman bagi Pekerja Kreatif?

Belakangan ini media sosial dipenuhi dari unggahan foto-foto berbentuk ilustrasi. Foto itu dikenal dengan avatar AI. Avatar AI ini ramai dikalangan publik baik lokal maupun internasional guna menambah popularitas. Aplikasi yang digunakan bernama Lensa AI ini dikembangkan oleh perusahaan Prisma Labs yang bisa di unduh di Apple Store dan Google Playstore. Aplikasi ini mengharuskan pengguna untuk berlangganan terlebih dahulu.

Lensa AI mengeluarkan fitur “Magic Avatar” dimana pengguna dapat menghasilkan sejumlah avatar dengan mengunggah foto diri yang dijadikan referensi oleh AI. Bahkan Lensa menjadi aplikasi teratas dalam kategori “Photo & Video” di App Store pada desember ini.

Terdapat kontroversi terhadap potensi bahaya dari aplikasi ini. Beberapa pengguna melaporkan bahwa Lensa menghasilkan gambar yang mengseksualisasi pengguna. Adapun bias-bias lain seperti hasil fitur muka yang mendekati ras kaukasia, hingga bahaya terkait data pribadi. Mari Galloway yang merupkan spesialis AI dan cybersecurity mengatakan bahwa pengguna tidak tahu bagaimana mekanisme encryption data mereka.

CEO dan Co-founder Prisma Labs, Andrey Usoltev memperingatkan pengguna dalam membagikan data pribadi. Data pribadi yang jatuh ke tangan orang lain yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan para pengguna. Resikonya dapat berupa pelacakan lokasi hingga membuka rekening. Andrey menegaskan, bahwa foto pengguna bisa langsung dihapus dari server setelah animasi sudah tercipta.

Artificial Intelegent memang menjadi topik yang hangat diabad ke-21. Pengembangan besar-besaran di bidang ilmu komputer dan robotika menjadikan sistem dan mesin cerdas menyelinap kedalam kehidupan sehari-hari. Bahkan menurut laporan dari ekonomi dunia pada tahun 2025, sekitar 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh mesin cerdas.  

Komputer dan mesin dinilai tidak rawan melakukan kesalahan dibandingkan manusia. Komputer dapat bekerja tanpa lelah dan tanpa henti. Bahkan yang beresiko pun dapat diatasi dengan mudah. Salah satu contohnya adalah mobil self-driving dari perusahaan Embark, Daimler dan Tesla yang telah menggantikan para pengemudi.

Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan ini dapat dianggap sebagai ancaman bagi profesi zaman sekarang. Awalnya perkembangan AI akan menggantikan pekerjaan konvensional, namun saat ini AI dikhawatirkan akan mengancam pekerja kreatif juga.

Selain Lensa, aplikasi AI lain seperti ChatGPT dapat digunakan untuk membuat tulisan bahkan tugas kuliah. ChatGPT merupakan chat buatan Open AI yang bisa menjawab pertanyaan layaknya search engine. Selain itu, ChatGPT juga dapat membuat draf sebuah dokumen legal. Dengan keberadaan aplikasi seperti ChatGPT akan mengancam pekerjaan seperti Copywriter.

Dapatkah Pekerjaan Dimasa Depan Akan Digantikan oleh AI?

Pada awalnya pekerja kreatif dinilai tidak akan terkena ancaman keberadaan AI. Namun, dengan adanya Lensa dan ChatGPT dapat menjadi pertimbangan jika pekerja kreatif juga bisa terkena dampaknya.  Walaupun karakter-karakter visual yang dihasilkan avatar AI masih dipengaruhi oleh referensi karya para seniman. Hal tersebut akan berpengaruh bagi Seniman tentang bagaimana karya mereka dihargai oleh publik.

Meskipun robot dapat melakukan pekerjaan berulang, namun akan selalu dibutuhkan inovasi dan pemikiran kreatif dari manusia. Pekerjaan yang membutuhkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah seperti kedokteran, inovasi ilmiah hingga pengajaran tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan. Hal ini karena robot tidak bisa menjalin hubungan emosional dengan manusia. Elon Musk juga mengatakan, bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan interkasi manusia kemungkinan akan aman dari ancaman AI.

Teknologi yang canggih dapat mengeliminasi beberapa pekerjaan, sehingga diperlukan adanya adaptasi. Walaupun AI meningkat seiring waktu, namun butuh beberapa dekade bagi AI untuk menggantikan pekerjaan secara meluas.

AI dapat menjadi penunjang pekerjaan, namun alat hanyalah sebuah konsep. Untuk eksekusi tetap dibutukan kreativitas manusia. Kreativitas tidak bisa digantikan teknologi karena sensasi yang dihasilkan akan berbeda. Jadi, ketimbang memikirkan pekerjaan yang dapat digantikan AI lebih baik meningkatkan produktivitas dengan bantuan AI.

Perkembangan teknologi digunakan untuk membuat sistem yang lebih produktif dan efisien. Dengan kolaborasi antara tenaga manusia dan teknologi akan mengubah dunia menjadi lebih baik dari sebelumnya.   

Penulis: Maharani Sabila

Sumber: cxomedia.id dan berbagai sumber lain

Editor: Mayang Luh Jinggan

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: