Kesiapan Masyarakat Indonesia dalam Peralihan TV Digital

Kesiapan Masyarakat Indonesia dalam Peralihan TV Digital

Akhir-akhir ini, banyak warganet yang ramai memperbincangkan TV Digital setelah pemerintah memutuskan untuk menutup saluran TV Analog dan beralih menuju TV Digital pada 2 November lalu. Warganet banyak mengeluhkan kebijakan tersebut karena rakyat Indonesia, terutama kalangan bawah yang dirasa masih belum siap akan perubahan tersebut. Padahal, pemerintah telah memberikan instruksi dari tahun lalu lewat iklan yang disiarkan di televisi. Selain itu, ada berbagai faktor yang mengharuskan pemerintah untuk mengalihkan dari TV Analog menuju TV Digital.

Berikut ini faktor-faktor penting dibalik peralihan TV Digital.

  • Pembaharuan teknologi

Pada daerah ASEAN, Brunei Darussalam merupakan negara pertama yang mencoba TV Digital. Sedangkan, Indonesia telat dalam peralihan TV Analog ke TV Digital karena luasnya wilayah dan leletnya pemerintah serta rakyat dalam menerima teknologi baru.

Lalu, apa sih TV Digital itu? TV Digital atau DTV adalah penggunaan transmisi digital pada teknologi televisi untuk menyiarkan video dan audio. TV Digital mendukung format layar 16:9 sehingga bisa menampilkan gambar tanpa menyisakan banyak ruang pada layar. Selain itu, TV Digital mampu menampilkan audio dan visual dengan kualitas yang lebih baik dibanding TV Analog.

  • Jumlah channel lebih banyak

TV Digital menampilkan program siaran yang lebih banyak dan berkualitas. Puluhan channel bisa didapatkan di TV Digital oleh masyarakat. Dikutip dari Detik.com, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong, mengungkap bahwa setiap frekuensi menghadirkan 6-12 siaran TV Digital. Saat ini, terdapat 40 lembaga penyiaran TV yang menyediakan siaran TV Digital.

  • Pengembangan jaringan internet di Indonesia

Siaran TV Analog menggunakan frekuensi 700 MHz. Apabila siaran TV Analog ditumpas, frekuensi itu dapat dialihfungsikan untuk melancarkan jaringan 5G. Alhasil, kecepatan internet di Indonesia dapat lebih meningkat kedepannya.

Dilansir dari Detik.com, Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, mengungkap bahwa penggunaan frekuensi 700 MHz untuk melangsungkan layanan 5G di Indonesia memiliki karakteristik yang dibutuhkan untuk pemerataan internet di area ‘rural’ (desa) atau remote area karena jangkauannya yang relatif luas. Selain itu, jangkauan pita frekuensi 700 MHz juga cocok digunakan dalam memperbaiki kualitas sinyal ‘indoor‘ (di dalam gedung) di daerah perkotaan yang memiliki banyak gedung bertingkat.

  • Tidak perlu memperbarui TV

Masyarakat masih dapat menggunakan TV lama untuk menikmati siaran TV Digital. Caranya, dengan menggunakan tambahan perangkat Set Top Box (STB). STB adalah dekoder yang mampu menangkap sinyal TV Digital supaya dapat menampilkan tayangan di TV Analog. Beberapa smart TV yang beredar memang mendukung siaran TV Digital tanpa alat tambahan. Namun, ada juga smart TV yang tidak mendukung siaran digital. Selain itu, siaran TV Digital juga dapat ditonton secara gratis oleh masyarakat.

Jadi, dengan berbagai manfaat yang didapat dari TV Digital mampu dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, Kemenkominfo menyediakan bantuan STB gratis untuk masyarakat kurang mampu. Sementara itu, masyarakat yang mampu dapat membeli STB tanpa bantuan dari pemerintah. Maka dari itu, tak perlu khawatir akan peralihan TV Analog ke TV Digital. Meskipun terdapat halangan dan kendala, secara perlahan kita dapat menikmati saluran TV Digital yang tentunya mempunyai kelebihan dibanding TV Analog.

Penulis: Mayang Luh Jinggan

Sumber: Detik.com

Sumber gambar: Solopos.com

Editor: Maharani Sabila

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: