BISNIS KULINER UMKM MENGGELIAT DI MASA PANDEMI COVID-19

BISNIS KULINER UMKM MENGGELIAT DI MASA PANDEMI COVID-19

Kuliner menjadi salah satu yang melekat di kehidupan masyarakat terutama masyarakat zaman sekarang yang menginginkan kepraktisan. Di tengah Pandemi Covid-19 banyak muncul inovasi mengenai kuliner di Indonesia ditambah dengan adanya aplikasi pendukung yang memudahkan seseorang membeli makan maupun minuman. 

Banyak tercipta inovasi baru mengenai dunia kuliner yang didukung oleh peran dari UMKM. UMKM adalah usaha yang seringkali diidentikan dengan usaha kecil seperti warung hingga toko kelontong, dimana bisnis tersebut dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil.

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang ekonomi Indonesia di masa Pandemi Covid-19. Terlihat dari kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat sampai sekitar 60% di masa pra pandemi. Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99% – 97,22% dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari pelaku usaha nasional. 

Agar bisnis kuliner berjalan dengan optimal di masa pandemi, pengusaha perlu beradaptasi dengan situasi. Mereka juga dituntut bisa mengimplementasikan beragam solusi terkini agar bisa bertahan dan berkembang. Perusahaan operator layanan program loyalitas OttoPoint merangkum setidaknya ada tiga kiat yang dapat membantu bisnis kuliner beroperasi secara optimal di masa pandemi. Berikut ini adalah ketiga kiat tersebut.

  1. Beradaptasi dan Memaksimalkan Platform Media Sosial, hal ini untuk menggali sisi kreatif untuk membuat konten promosi melalui berbagai platform media sosial.
  2. Terapkan Strategi Marketing yang Efektif dari Sekarang, dengan adanya ini dapat memperoleh keuntungan berupa implementasi program pemasaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan.
  3. Gunakan Database untuk Strategi Marketing Terfokus, berguna untuk lebih mengenali kebiasaan pelanggan dan berguna dalam penyusunan strategi pemasaran yang efisien dan tepat sasaran.

Dengan adanya tiga kiat tersebut membuka peluang dan semangat para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnis mereka di masa pandemi. Banyak sekali bisnis kuliner yang buka atau muncul di tengah masa pandemi ini dikarenakan para pelaku usaha dapat memanfaatkan dengan baik momen seperti ini untuk mengimplementasikan inovasi-inovasinya ke dalam sebuah bisnis kuliner.

Inovasi kuliner yang muncul di tengah masa Pandemi Covid-19 seperti Kripca atau Keripik Kaca. Keripik Kaca merupakan cemilan berbahan dasar singkong yang diiris sangat tipis sehingga seperti kaca tembus pandang, cemilan ini khas Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Bisnis kuliner yang sedang terkenal dan banyak orang menyukainya terutama anak muda ini menghadirkan sensasi kriuk saat mengunyahnya dengan perpaduan rasa pedas, asin, dan gurih yang pas. Tidak hanya sampai disitu saja, para pelaku usaha kuliner menciptakan inovasi lagi dalam keripik kaca seperti menghadirkan berbagai pilihan varian rasa seperti, extra pedas daun jeruk, cabai merah, cabai hijau, rumput laut pedas, rumput laut, dll. Hal ini menambah keripik kaca lebih disukai oleh masyarakat terutama anak muda yang tidak pernah bosan dengan cemilan satu ini.

Menurut data tiga e-commerce besar yaitu Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak dengan periode data Juni hingga Agustus 2020 menunjukkan jumlah pegiat keripik dari sisi UMKM mendominasi 89,65%. Dimana bisnis keripik di tiga e-commerce besar tersebut  memiliki rata-rata pangsa pasar 33,37% dan keripik kaca mendominasi dengan nilai penjualan 22,9%.

Tidak hanya bisnis camilan saja yang berkembang pesat di masa pandemi ini, bisnis minuman seperti boba juga sangat sukses di masa Pandemi Covid-19. Seperti bisnis milik Lidya Novitasari, salah satu lulusan dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang yaitu “Zufu Boba”.

Bubble drink merupakan minuman yang terbuat dari teh, susu, es, serta topping berupa bola tapioka yang disebut bubble, pearl, atau boba. Topping boba pada minuman ini dibuat dengan mencampurkan tepung tapioka, pewarna makanan, dan air hangat. Adonan tapioka lalu dibentuk menjadi bola-bola kecil dan direbus hingga matang lalu mencampurnya dengan simple syrup yang terbuat dari air gula.

Pertumbuhan pasar minuman boba sendiri di Indonesia sangat fenomenal, minuman kesukaan masyarakat zaman sekarang ini bisa mencapai pertumbuhan pasar mencapai USD 1.095 juta (Rp 15,3 di tahun 2019).

Penulis : Rosmanita Kusuma Ningrum

Editor: Riska Marcela

Sumber : TribunJabar.id, kompas.com, hellosehat, BISNIKA.com

Sumber Gambar : Pribadi & Instagram @zufuboba_official 


Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: