Garjitanesia Ajak Putra-Putri Terbaik Jawa Tengah Dalam Webinar “Muda Berbudaya: Cakap Sikap Di Masa Kini” Semarang, 30 Mei 2021

Press Release

Webinar yang diadakan di penghujung bulan Mei, tepatnya 30 Mei 2021 ini diperuntukkan bagi masyarakat umum, khususnya generasi muda yang memiliki keinginan melestarikan nilai-nilai kebudayaan daerah. Masalah demi masalah datang menghampiri Indonesia terkait dengan kebudayaan, sebut saja klaim negara lain terhadap budaya Indonesia serta terkikisnya kebudayaan akibat kemajuan zaman. Pemeliharaan, pengembangan, dan pelestarian kebudayaan menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Beberapa hal itu menjadi latar belakang adanya webinar ini, Garjitanesia sebagai penyelenggara memilih mengajak putra-putri Jawa Tengah untuk mempersuasi generasi muda. Noval Dani Saputra (Putra Kebudayaan Jawa Tengah 2020) dan Sri Rezeki (Mbak Jawa Tengah 2019) membicarakan banyak hal terkait tema dari webinar.

Sri Rezeki menyampaikan ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kebudayaan daerah. Misalnya penerbitan Peraturan Daerah yang menjamin kelestarian budaya, memberikan sebuah hak paten bagi karya-karya leluhur, dan melancarkan pendanaan untuk merawat warisan budaya. Sri berpendapat bahwa pemerintah memegang peranan paling penting dalam pelestarian kebudayaan. Ia juga memiliki strategi yang kali ini perlu melibatkan generasi muda dalam pelaksanaannya, yakni pemanfaatan teknologi informasi. “Budaya lokal khas memiliki nilai tambah tinggi sesuai dengan perkembangan media komunikasi dan informasi,” ungkap Sri. Media dipergunakan sebagai alat penyebaran budaya lokal ke seluruh penjuru dunia.

Berbeda dengan Sri Rezeki, Noval Dani Saputra lebih menyorot hilangnya nilai-nilai luhur di masyarakat. Noval menilai generasi muda kurang peduli dengan budaya sendiri yang menyebabkan budaya dan kearifan lokal menjadi luntur. Beberapa poin yang disorot yakni muncul bahasa Indonesia yang tidak baku, campur aduk dan malu dengan logat daerah, kemudian pudarnya budaya cium tangan yang sudah menjadi budaya turun temurun masyarakat Indonesia, senyum sapa yang mulai memudar sebab orang-orang lebih fokus dengan gawainya masing-masing, dan kurang populernya musik tradisional dibandingkan dengan musik modern dari luar Indonesia. Noval memberikan saran agar kita semua mulai mencoba menggali kembali kebudayaan yang sudah mulai terkubur, kita pun bisa mencoba untuk memengaruhi orang lain untuk mencoba, kita juga bisa mendukung acara-acara bertema budaya, dan membuat campaign budaya. Lisa Mardiana sebagai Dosen Pembimbing kelompok Garjitanesia menutup webinar dengan sebuah kalimat persuasif. “Dibutuhkan para generasi muda yang berkarakter dalam budaya, yang inovatif, strategik, cakap sikap di masa kini,” ujarnya.

Kontak media:

Lydia Desi Christina Wati

Public Relations Wartadinus | WhatsApp: 085706858598 | E-mail: lydiadesicw@gmail.com

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: