RAYA AND THE LAST DRAGON, FILM DISNEY RASA NUSANTARA

RAYA AND THE LAST DRAGON, FILM DISNEY RASA NUSANTARA

Setelah berhasil dengan Moana dan Brave, Disney kembali menyuguhkan sebuah film animasi dengan tokoh utama seorang wanita tangguh bernama Raya melalui film Raya and The Last Dragon. Film dengan durasi 107 menit ini rilis pada 3 Maret 2021 di bioskop dan platform streaming Disney Plus. Kali ini Disney mengangkat latar cerita yang sedikit berbeda dari film-film animasi sebelumnya. Disutradarai oleh Varlos Lopez Estrada dan Don Hall, Raya and The Last Dragon menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai inspirasi latar tempat kejadian.

Melalui film ini, Disney memunculkan ciri khas dari kebudayaan Asia Tenggara sebaik mungkin. Mulai dari warna kulit Raya dan tokoh lainnya yang berupa sawo matang, senjata Raya yaitu pedang yang menyerupai keris, adanya instrumen musik gamelan serta seorang wanita yang tengah membatik di salah satu scene. Sampai adanya potret makanan yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, seperti buah naga dan terasi. Dengan usaha ekstra, para kru film tentunya melakukan banyak riset sebelum penggarapan film lantaran produksi film ini dilakukan di tengah-tengah pandemi.

Raya and The Last Dragon berhasil menduduki chart pertama box office dunia dengan pendapatan 8,6 juta dolar AS, sekitar Rp123 miliar. Film animasi ini mendapatkan ulasan baik dari para kritikus di laman IMDb dengan skor rating 7,4/10 dari 13.873 penilai. Film animasi ini juga mendapatkan rating cukup fantastis dengan angka 96 persen tomatometer dan skor 85 persen dari penonton berdasarkan situs Rotten Tomatoes. Selain itu, film ini dibintangi oleh beberapa artis Asia seperti Awkwafina, Sandra oh Gemma Chan, Daniel Dae, Benedict Wong dan Izaac Wang sebagai pengisi suara karakter Sisu, Virana, Namaari, Benja, Tong, dan Boun. Serta Kelly Marie Tran sebagai Raya dan Alan Tudyk sebagai Tuk Tuk.

Film Raya and The Last Dragon menggabungkan cerita dongeng atau legenda dengan isu sosial, yaitu krisis kepercayaan, serta dibumbui kisah kekeluargaan dan persahabatan dengan sedikit plot twist di akhir cerita yang menjadikannya wajib untuk ditonton. Film ini sendiri menceritakan tentang sebuah negeri dongeng bernama Kumandra di mana manusia dan naga hidup secara harmonis. Hingga pada suatu masa datanglah Druun, sebuah makhluk yang lahir dari sifat tamak manusia, menyerang Kumandra dan mengubah siapa saja menjadi sebuah patung batu. Para naga akhirnya menggabungkan seluruh kekuatan magis untuk melawan Druun hingga hanya menyisakan satu naga bernama Sisu dan sebuah bola permata.

Negeri Kumandra menjadi terpecah-belah menjadi empat klan yaitu Hati, Ekor, Tulang, serta Taring. Semenjak hilangnya Naga Sisu, perselisihan antarklan terus terjadi, sebab masing-masing dari mereka ingin merebut bola permata yang dijaga oleh klan Hati. Hingga beberapa ratus tahun kemudian salah satu pemimpin klan Hati, bernama Benja, memutuskan untuk menggabungkan kembali Kumandra. Namun, sayangnya niat baik tersebut tidak diindahkan oleh penduduk klan lain lantaran masih adanya rasa iri dan tidak percaya antara klan satu dengan lainnya. Bola permata yang dijaga oleh klan Hati kini terpecah menjadi beberapa bagian karena perselisihan yang masih terjadi. Hingga akhirnya mimpi buruk datang, Druun mulai muncul kembali. Satu-satunya jalan untuk memusnahkan Druun hanya dengan menemukan Naga Sisu dan menggabungkan kembali bola permata. Akankah petualangan Raya untuk menemukan naga Sisu dan menggabungkan Kumandra menjadi negeri yang utuh dan berhasil? Saksikan dan temukan jawabannya di film Raya and The Last Dragon.

Penulis: Diaz Mulya Putri

Editor: Indah Suryaningsih

Sumber gambar: kumparan.com

Sumber artikel: tirto.id

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: