2021, PEREKONOMIAN INDONESIA BANGKIT

2021, PEREKONOMIAN INDONESIA BANGKIT

Covid-19 bukan lagi permasalahan baru bagi sejumlah negara, khususnya di Indonesia. Sejak diumumkannya kasus pertama  pada bulan Maret 2020 lalu, Pemerintah mengeluarkan sejumlah peraturan yang dinilai dapat mengurangi angka penyebaran virus tersebut. Namun, peraturan dan kebijakan seperti Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) nyatanya berdampak besar bagi perekonomian di Indonesia. Banyak buruh yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena perusahaan mengurangi jumlah karyawan maupun penurunan aktivitas produksi. Selain itu, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) juga mengalami penurunan omzet penjualan secara signifikan. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka pengangguran yang ada di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa sebanyak 2,56 juta penduduk di Indonesia terdampak kehilangan pekerjaan karena Covid-19.

Angka pengangguran yang naik tentu memicu adanya penurunan perekonomian. Oleh sebab itu, masyarakat mengalami kesulitan dalam mencukupi kehidupan sehari-hari. Masyarakat harus tetap mencari pekerjaan sedangkan minim perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Selain itu, kebutuhan pangan semakin hari makin naik, di samping tidak ada pemasukan masyakarat juga harus menutup pengeluaran yang kian membengkak. Walaupun sejak 2020 lalu segala kegiatan diadakan secara daring atau online, kita tetap harus membayar tagihan listrik, air, uang kuliah maupun biaya sekolah.

Seperti yang dilaporkan oleh BPS, pertumbuhan ekonomi di negara ini sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Sedangkan pada kuartal 1-2021, diperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional masih minus 1 persen. Oleh karena itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menaikkan alokasi dana anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi Rp 627,9 triliun. Anggaran tersebut dapat memberikan harapan bagi perekonomian Indonesia agar segera bangkit. Misalnya, dengan jenis bantuan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Program Keluarga Harapan (PKH), diharapkan para pengangguran dapat beradaptasi untuk segera membuka usaha.

Namun, sebagai masyarakat tentunya kita tidak boleh terlalu menggantungkan diri pada bantuan Pemerintah. Kita juga harus bekerja sama dalam memulihkan perekonomian di negara ini, ada banyak hal yang perlu kita wujudkan dan tidak hanya sekedar dipikirkan saja. Misalnya, sebagai generasi milenial yang paham akan penggunaan media sosial, kita dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi zaman sekarang untuk memulai usaha. Jika di era pandemi seperti ini diharuskan untuk menjaga jarak dan tetap mematuhi protokol kesehatan, tentunya online shop menjadi pilihan utama karena dapat dijalankan tanpa bertatap muka dengan pembeli. Di samping menekuni usaha tersebut, kita juga dapat belajar trading yang sudah awam terdengar di telinga masyarakat.

Penulis : Indah Suryaningsih

Editor : Almira Felicia Anjar

Foto : Pexels

Sumber: Rincian Anggaran PEN 2021 Sebesar Rp627,9 Triliun (cnnindonesia.com) ; Terkuak! Ini Penyebab Ekonomi Masih Minus di Kuartal I-2021 (cnbcindonesia.com);

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: