EQUINOX & HARI TANPA BAYANGAN

Sabtu (20/3) Fenomena equinox merupakan perisitiwa alam ketika matahari berada tepat diatas garis khatulistiwa. Bagian dari peristiwa ini adalah “hari tanpa bayangan” dan durasi siang-malam masing-masing akan sama, yakni 12 jam. Di negara empat musim, saat itu menjadi pertanda awalnya musim semi pada bumi bagian utara. Sedangkan di bagian selatan, menandakan datangnya musim gugur.

Dikutip dari Tempo.co, Astronom BMKG Rukman Nugraha mengungkapkan kondisi matahari diatas wilayah Indonesia dimulai dari 20 Februari di Baa, NTT hingga 4 April di Sabang, Aceh. Dimana keadaan siang hari yang panas, ada keterkaitan karena pencahayaan matahari jadi maksimal. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi wilayah tropis sekitar ekuator atau khatulistiwa, terutama di Indonesia. Fenomena itu terjadi secara rutin, sebanyak dua kali setahun pada bulan Maret dan September.

Hari tanpa bayangan juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan keterangan dari Kompas.com, Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan, Andi Pangerang menyampaikan melalui laman edukasi sains, ketika matahari berada diatas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini disebut Hari Tanpa Bayangan. Di tanggal 20 Maret 2021, diperkirakan wilayah yang berkesempatan akan fenomena itu, adalah daerah Pontianak pada pukul 11.50 WIB.

Penulis : Safira Nur Ujiningtyas

Editor : Vashti Bidadari

Sumber : CNN Indonesia

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: