SERBA SERBI SEJARAH HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL HINGGA CARA DAERAH RAYAKAN HARI BAHASA IBU KE-21

SERBA SERBI SEJARAH HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL HINGGA CARA DAERAH RAYAKAN HARI BAHASA IBU KE-21

Tepat pada tanggal 21 Februari, pada setiap tahunnya diperingati Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari Bahasa Ibu Internasional pada tahun ini, jatuh pada hari Minggu dan sudah diperingati sebanyak 21 kali berdasarkan usulan Bangladesh ke UNESCO. Secara resmi ditetapkan pada tahun 1999 dan sejak tahun 2000 pertama kalinya Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati.

Bangladesh mengusulkan Hari Bahasa Ibu Internasional ke PBB disebabkan ketika Bangladesh yang menjadi bagian dari Pakistan dipaksa untuk memakai bahasa Urdu sebagai Bahasa Nasional Bangladesh. Sementara orang Bangladesh tidak menguasai bahasa Urdu dikarenakan perbedaan geografis, budaya, dan hanya dapat menggunakan bahasa Bangla. Akhirnya, pada 21 Februari 1952, terjadi penembakan terhadap demonstrasi yang memprotes kejadian ini dari pihak kepolisian.

Sesudahnya, pada 9 Januari 1998 Rafiqul Islam dan Abdus Salam menuliskan surat kepada Sekjen PBB untuk menyelamatkan bahasa-bahasa dunia dari kepunahan dengan mengumumkan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Pada perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional ke-21 ini, diusunglah tema “Membina Multibahasa Untuk Inklusi Dalam Pendidikan Dan Masyarakat”, untuk mengakui bahwa bahasa dan multibahasa dapat memajukan inklusi.

Di Indonesia pada tahun ini, perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional dirayakan dengan meriah meski ditengah pandemi saat ini.  Komunitas dan lembaga pegiat bahasa Sunda menyelenggarakan berbagai acara untuk menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII). Acara yang digelar diantaranya adalah lomba yang diadakan mulai dari 10 Januari sampai 21 Februari. Lomba yang diadakan diantaranya, membuat konten website bahasa Sunda, olimpiade bahasa Sunda untuk siswa tingkat SMP dan SMA, lomba film pendek yang diadaptasi dari cerpen berbahasa Sunda, lomba menulis cerpen bahasa Sunda antar guru bahasa Sunda, dan banyak lagi.

Malik, selaku Koordinator Acara HBII mengungkapkan kepada JawaPos bahwa tahun ini menjadi momentum untuk merevitalisasi aksara, bahasa dan budaya Sunda. “Adanya lomba-lomba yang diadakan dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional akan memperlihatkan indikator nyata bahasa Sunda tidak hanya masih banyak penuturnya, tapi juga banyak yang menguasainya. Begitu pula dengan aksara Sunda,” ucapnya, Jumat (19/2).

Puncak acara akan diselenggarakan pada tanggal 21 Februari dan diselenggerakan Selebrasi Digitalisasi Aksara Sunda secara daring yang akan dihadiri secara virtual oleh Gubernur Jawa Barat dan perwakilan dari UNESCO.

Sementara itu, Lampung secara resmi akan meluncurkan kamus Bahasa Lampung-Indonesia versi cetak dan daring dalam memperingati HBII. Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik), menjelaskan bahwa penerbitan Kamus Bahasa Lampung-Indonesia untuk melestarikan Bahasa Lampung sebagai identitas dan kekayaan budaya orang Lampung.

Bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi sesama anggota keluarganya dan lingkungan masyarakatnya. Maka dari itu, sebaiknya di lestarikanlah Bahasa ibu agar tidak punah dimakan oleh perkembangan zaman.

Penulis : Mayang Luh Jinggan

Editor: Almira Felicia

Gambar: kumparan.com

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: