AWAL MULA PRANCIS TUAI KECAMAN HINGGA PEMBOIKOTAN

AWAL MULA PRANCIS TUAI KECAMAN HINGGA PEMBOIKOTAN

Sejumlah negara lakukan aksi boikot produk Prancis sebagai kecaman dari pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron atas kartun Nabi Muhammad SAW. Kecaman tersebut bermula saat Majalah Sartir, Charlie Hebdo melakukan publikasi karikatur Nabi yang digambar oleh illustrator Cabu (Jean Cabut) yang tewas ditembak teroris pada 2015 lalu.


Publikasi ulang karikatur Nabi Muhammad menuai banyak kecaman karena dalam ajaran Islam menggambar secara fisik Nabi Muhammad merupakan suatu hal yang dilarang. Seperti yang dilansir pada laman nasional.okezone.com, Menteri Agama (Menag) Indonesia Fachrul Razi mengatakan, “Setiap umat beragama harus menghormati simbol-simbol agama yang dianggap suci oleh pemeluk agama lain, termasuk terkait pemahaman visualisasi Nabi Muhammad,” ujar Fachrul di Jakarta, Kamis (29/10).


Namun, seperti yang telah diketahui publik, Macron justru mengeluarkan pernyataan yang memicu kemarahan negara mayoritas Islam di dunia. Ia mengatakan bahwa Prancis tidak akan berhenti menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW.


“Tidak menjadi tempatnya bagi seorang Presiden republik (baca: Prancis) ini untuk menilai pilihan editorial seorang jurnalis atau ruang redaksi, tidak pernah. Karena kita memiliki kebebasan pers,” Ujarnya seperti yang dilansir di laman news.detik.com.


Di samping itu, kasus pembunuhan guru sejarah di sekolah pinggiran Paris, Samuel Paty (47) semakin membuat keadaan memanas. Pasalnya, Macron berjanji untuk memerangi kelompok radikal Islam setelah pemenggalan terhadap Paty dilakukan. Sebelumnya, Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya saat mengajar tentang kebebasan berpendapat di kelasnya.


Macron menyebut Islam sebagai teroris dan guru itu, “dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kami,” (dilansir dari laman cnbcindonesia.com).

Pernyataan inilah yang dinilai kontroversial dan memicu seruan boikot produk Prancis yang dilakukan oleh sejumlah negara mayoritas Islam khususnya Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menyebut Kesehatan mental Marcon perlu diperiksa dan mengajak masyarakatnya beramai-ramai untuk memboikot produk Prancis.

Pada pidato yang disampaikan melalui televisi, Erdogan mengatakan, “Sekarang saya menyerukan kepada bangsa kita sebagaimana yang telah terjadi di Prancis untuk tidak membeli merek-merek Turki, maka saya menyerukan kepada bangsa saya di sini dan mulai sekarang jangan perhatikan barang-barang berlabel Prancis, jangan beli barang-barang itu.” Tegas Erdogan, seperti yang dilansir dalam laman bbc.com.


Di Kuwait, Ketua dan anggota dewan direksi dari Al-Naeem Cooperative Society memutuskan untuk memboikot produk-produk Prancis dan mengeluarkannya dari rak Supermarket. Sementara itu, semenjak tagar boikot produk Prancis trending di media sosial, Pemerintahan Prancis melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Prancis mengakui tindakan tersebut dan meminta agar aksi boikot segera dihentikan.


“Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita yang didorong oleh minoritas radikal.” Ujar Kemenlu Prancis dilansir dari kompas.com.

Penulis : Indah Suryaningsih

Editor : Almira Felicia

Gambar : CNBC

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: