NILAI-NILAI DIBALIK FILM YANG TAK TEMBUS LAYAR LEBAR

NILAI-NILAI DIBALIK FILM YANG TAK TEMBUS LAYAR LEBAR

Biro Mahasiswa program studi Film dan Televisi (FTV) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menyelenggarakan acara perdananya pada, Jumat (29/11). Menyasar seluruh mahasiswa FTV, acara yang berlangsung sekitar 90 menit itu cukup menarik perhatian audience yang hadir di Auditorium H.7.

Creathink merupakan nama dari kegiatan bertajuk diskusi. Dengan mengusung tema “Memetakan Selera Penonton Pemutaran Alternatif Di Semarang”. Ketua Pelaksana Acara, Iqbal Setia Aji memaparkan bahwa minat penonton film alternatif di Semarang masih kurang, ia pun mengharapkan adanya pemetaan selera. “Mungkin nanti kalau misalnya ada pemetaan, misalnya di suatu tempat kita bisa pilih film yang kira-kira cocok di situ,” ungkapnya.

Selain dari segi penamaan, segi kandungan acara pun tak kalah menarik, yaitu pemberian materi serta pemutaran film oleh narasumber. Narasumber tersebut merupakan Wan Muhammad Fajar Sidiq, yang merupakan sineas muda asli Semarang dan turut andil dalam terbentuknya sebuah wadah yang menyediakan pemutaran film alternatif.  Dengan menayangkan film yang tidak ditayangkan di bioskop, wadah tersebut bernama Hysteria. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Dr. Ruri Suko Basuki, M.Kom yang merupakan pembina sekaligus ketua program studi FTV Udinus.

Dalam materinya, Fajar menjelaskan bahwa konsistensi merupakan kunci kesuksesan sebuah pemutaran film. Selain itu, Fajar juga memutarkan film karya rekannya yang berjudul “Gelap Berjarak”. Film pendek tersebut mengambil latar desa Ngelanggren, Gunung Kidul, Yogyakarta. Film tersebut sempat diikut sertakan dalam Biennale Jogja #Equator. “Film ini ditujukan kepada masyarakat setempat dengan maksud agar mereka tetap menjaga budaya yang sudah ada turun temurun. Menyadarkan masyarakat juga, agar budaya seperti itu tetap dijaga,” ujarnya.

Fajar juga menyampaikan pesannya kepada seluruh mahasiswa FTV dan juga peserta, “Saya berharap kalian bisa semakin tekun, konsisten, tidak mudah menyerah, serta produktif untuk menghasilkan karya di dunia film ini.”

Penulis             : Lydia Desi Christina Wati
Fotografer       : Shaffira Rizky Aulia
Editor : Haris Rizky Amanullah

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: