TANAM 3500 MANGROVE JADI BUDAYA UDINUS KETIKA TAHUN AJARAN BARU

TANAM 3500 MANGROVE JADI BUDAYA UDINUS KETIKA TAHUN AJARAN BARU

Ribuan mangrove kembali ditanam oleh universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dalam serangkaian acara Dinus Inside. Kegiatan tersebut berlokasi di wilayah konservasi mangrove mangkak dan diadakan pada hari ke dua Dinus inside yaitu 3 September 2019.

Selain memperkenalkan mahasiswa baru pada kampusnya, Udinus juga menjadikan kegiatan menanam mangrove sebagai kegiatan tahunan yang melibatkan mahasiswa baru, organisasi mahasiswa (Ormawa) dan juga para dosen yang ikut ambil alih dalam proses penanaman bibit tersebut.

Menanam bibit mangrove sudah dilakukan sejak 2016 dan sampai saat ini Udinus masih terus konsisten dalam membantu pengembangan wilangan konservasi tersebut. Tahun ini sebanyak 3500 bibit mangrove ditanamkan bersama-sama. Pohon mangrove merupakan tanaman yang sangat bermanfaat selain untuk paru-paru Dunia, pohon mangrove juga dapat mencegah erosi dan abrasi air laut. Hal tersebut sangat dibutuhkan bagi warga sekitar yang tinggal di pesisir pantai dan mata pencaharian mereka sebagai nelayan.

Acara diawali dengan pelepasan secara resmi yang diwakilkan oleh wakil rektor III bidang kemahasiswaan Dr. Kusni Ingsih, MM. Kemudian bersama-sama menuju lokasi konservasi menggunakan bus yang telah disediakan oleh pihak kampus. Sampai di lokasi konservasi, para peserta disambut oleh koordinator utama konservasi mangrove, Sururi. Perjalanan menggunakan perahu dari titik kedatangan menuju lokasi penanaman bibit memakan waktu 1 jam. Sesampainya di tempat penanaman bibit, Sururi memberikan sedikit contoh kepada para peserta cara menanam bibit mangrove yang benar. Para peserta tampak antusias dalam proses penanaman bibit mangrove, karena beberapa dari mereka hal tersebut merupakan pengalaman pertama kali.

Di akhir acara, Susuri berpesan supaya membuang sampah pada tempat yang semestinya dan terus merawat lingkungan sekitar. Karena sampa tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dari pohon mangrove. “Membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting, karena saya masih melihat banyak sampah-sampah yang menggenang di sekitar lahan konservasi dan sangat mengganggu para nelayan dan juga pertumbuhan mangrovenya,” tutupnya

Penulis : Muhammad Hanif Rosyadi

Editor : Haris Rizky Amanullah

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: