Film Budi Pekerti Ajarkan Pentingnya Bijak Bermedia Sosial

Film Budi Pekerti Ajarkan Pentingnya Bijak Bermedia Sosial

Wregas Bhanuteja kembali hadir dengan karya barunya setelah sukses dengan film “Penyalin Cahaya” di tahun 2021. “Budi Pekerti” menjadi sebuah film garapan Wregas yang berhasil masuk dalam 17 nominasi Festival Film Indonesia 2023. Film ini tayang pada 2 November 2023 dengan alur yang menakjubkan di sepanjang cerita.

Tak hanya itu, akting dari para aktor pun mampu menghipnotis penonton. Mulai dari dialog, mimik wajah, gestur tubuh, hingga Bahasa Jawa yang terbilang fasih menuai banyak pujian. Dengan durasi 1 jam 50 menit, tidak menjadikan film ini membosankan karena penonton disuguhkan dengan acting yang ciamik.

Film yang berlatar tempat di Kota Yogyakarta ini mengangkat sebuah permasalahan yang relate dengan generasi sekarang. Penggunaan media sosial yang tidak sesuai etika dan tanpa aturan akan membawa banyak dampak negatif. Begitu juga dengan adanya kemudahan memviralkan sesuatu yang belum tentu benar faktanya, sangat merugikan kehidupan seseorang.

Dalam film Budi Pekerti dikisahkan seorang guru BK, Bu Prani yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti, sedang antre membeli kue putu yang viral untuk suaminya yaitu Didit yang diperankan oleh Dwi Sasono. Pada saat itu Bu Prani memergoki pembeli lain yang menyerobot antrean, lalu ia pun menegurnya. Hal itu membuat semua perhatian pembeli yang Tengah mengantre tertuju ke Bu Prani. Mereka bergegas untuk merekam pertikaian antara Bu Prani dengan pembeli lain.

Video rekaman tadi menjadi viral, tetapi tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Hal ini menjadikan Bu Prani mengalami fitnah dan perundungan di media sosial. Tak hanya itu saja, Bu Prani sekeluarga sangat dirugikan lantaran kedua anaknya, Tita yang diperankan oleh Prilly Latuconsina dan Muklas yang diperankan oleh Angga Yunanda, kehilangan pekerjaan. Seketika, kehidupan Bu Prani sekeluarga menjadi hancur dan berada di titik terendah.

Banyak pesan yang disampaikan pada film ini. Hal yang paling penting yaitu kita harus tetap beretika dan bijak menggunakan media sosial. Media sosial dapat dengan mudah menyebarkan asumsi-asumsi tidak benar, menebarkan hoax, hingga dapat dengan cepat mengubah hidup seseorang. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita berhati-hati dalam menggunakan media sosial karena informasi akan dengan cepat tersebar.

Penulis: Hilyana Arieandhien

Sumber foto: Kompas

Editor: Ika Safira

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: