Upaya Meningkatkan Ekonomi Dalam Masa Pandemi Covid-19

Dalam menghadapi pandemi seperti saat ini masalah kesehatan dan ekonomi mengalami perubahan situasi yang drastis, tentu yang diutaman terlebih dahulu jelas kesehatan. Tapi ekonomi juga jangan sampai anjlok, pelan-pelan harus mulai menghidupkan atau memulai kembali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang harus terus diperkuat dan dimudahkan usahanya dalam membantu meningkatkan ekonomi negara. Salah satunya UMKM pengusaha tempe di kota Semarang, Rochim mengatakan usahanya mengalami penurunan omzet hingga hampir kehilangan modal bagi usaha tempe miliknya. Menurutnya ada tiga hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki dalam memperkuat UMKM, yaitu finansial, peningkatan Sumber Daya Manusia dan inovasi pemasaran.

“ Untuk Finansial harus dipisahkan, mana yang bisa jadi modal dan yang sudah tidak bisa. Kemudian biaya produksi juga harus selektif, mana yang perlu di produksi dan tidak. ” Ujarnya.

Dukungan bagi UMKM Industri Tempe

UMKM saat ini perlu didukung untuk meningkatkan pengetahuan yang luas dan memanfaatkan teknologi untuk pemasaran produk tersebut. Serta agar dapat membantu perekonomian negara dengan memajukan pemasaran, khususnya tempe di Pasar Internasional agar produk makanan Indonesia lebih di kenal kedepannya dengan cara membuat tempe viral dengan maksud makanan khas Indonesia tersebut dapat mendunia.

Intinya UMKM diharapkan dapat memajukan potensi, dan keahlian untuk generasi di masa yang akan datang.

Permasalahan yang Dihadapi

Menurut Rochim, ada beberapa permasalahan yang dialami UMKM pengusaha tempe seperti permasalahan pemerintahan dalam mengurus perijinan nama produk industri, yang membuat pengusaha tempe merasa terbebankan atas syarat yang diberikan oleh pemerintah. Padahal nama produk tempe memudahkan atas promosi di pelanggan.

Permasalahan cuaca yang sering berubah akan mempengaruhi saat akan mengerjakan produksi tempe dan di masa pandemi ini banyak pelanggan yang ingin memesan produk tempe tetapi dirasa memberatkan para pedagang tempe dikarenakan keterbatasan waktu untuk proses produksi tempe serta mengantarkannya.

Diharapkan bagi pengusaha tempe lainnya agar saling rukun dan saling membantu, serta menyamakan satu harga yang sudah disepakati baik kecil maupun besar dan semoga produksi tempe sampai mendunia agar pengusaha produksi tempe lebih maju kedepannya dengan harapan produksi tempe tidak akan mati untuk generasi selanjutnya.

Indonesia, Negara asal Tempe

Indonesia merupakan Negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia, sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe. Konsumsi tempe rata-rata orang per tahun di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai sekitar 6,45kg. Ragi sebagai bahan pembuatan tempe, yang kemudian butuh waktu 4 hari hingga tempe itu sendiri sudah mencapai waktu yang terbaik buat tempe itu untuk di konsumsi.

Tempe itu berasal dari Indonesia. Memang, tidak jelas kapan pertama kali tempe itu dibuat. Namun demikian, sejak berabad silam makanan tradisional ini sudah dikenal oleh masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.

Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di Indonesia sendiri, tempe sudah dikenal berabad-abad silam. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai akan diselimuti oleh jamur tempe yang memiliki nama latin Rhizopus oryzae.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengkonsumsi tempe sebagai bahan pangan pendamping nasi. Kini dalam masa perkembangan teknologi, tempe sudah banyak diolah menjadi aneka ragam makanan berbentuk siap saji yang dikemas dalam kemasan. Seperti olahan nugget tempe, kripik tempe dan sebagainya yang kini sudah mulai masuk kedalam pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Industri Tempe di Mancanegara

Industri pembuatan tempe kini tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi tempe juga dibuat dan dipasarkan di mancanegara. Dalam karya William Shurtleff dan Akiko Aoyagi, The Book of Tempeh: A Cultured Soyfood, dimuat bahwa tempe diproduksi di berbagai Negara mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Belgia, Austria, Republic Ceko, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swiss, Afrika Selatan, India, dan Inggris hingga Australia dan Selandia Baru.

Namun proses produksi tempe di beberapa negara tersebut tidak dapat sebanyak di Indonesia, harga tempe di mancanegara pun sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Jika di Indonesia tempe dijual dengan harga terjangkau, maka di Mancanegara harga tempe dapat meningkat beberapa kali lipat dari harga tempe di Indonesia.

Penulis             : Tasya Vania Putri

Editor              : Anugrah Tri Ramadhan

Ide                   : Noveryan Satria P

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: