ATASI ISU PEMILU DENGAN WAYANG SOTHIL LAKON ‘SANG NATA’

ATASI ISU PEMILU DENGAN WAYANG SOTHIL LAKON ‘SANG NATA’

Rabu (10/4) Pertunjukkan wayang sothil di gelar di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang dengan lakon “Sang Nata”. Acara tersebut di usung oleh Titah Banu Arum Mumpuni, sebagai penemu sekaligus dhalang pada pertunjukan tersebut. Pertunjukan dilaksanakan dalam rangka pemenuhan tugas akhir karya Titah dalam studinya di Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus).

Acara tersebut dimulai pukul 18.30 hingga 20.30 WIB dibuka dengan penampilan dari Angklung Calingsa sebagai pengiring instrumen pertunjukan. Dilanjutkan dengan talkshow interaktif oleh tim kreatif Wayang Sothil, Moh. Syarif, Yoga Firmansyah dan Wahyu Krisdianto yang merupakan mahasiswa Udinus jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).

Wayang Sothil merupakan wayang kontemporer yang terbuat dari alat memasak. Dalam bahasa Jawa sothil dapat diartikan alat memasak. Tampilannya dihias dan dilukis sedemikian rupa hingga memiliki karakter di dalamnya. Cerita yang menjadi lakon dalam pementasan Wayang Sothil adalah cerita singkat yang mengangkat isu-isu yang sedang menjadi pembicaraan publik dan fenomena keseharian di lingkungan masyarakat. Wayang Sothil perdana dipentaskan pada 17 Mei 2017 dalam acara Seminar Internasional “INFINITY” oleh kampus Udinus.

“Lakon Sang Nata dipilih dengan tujuan untuk mengajak generasi milenial menggunakan hak pilihnya, agar generasi milenial aware terhadap politik” ujar Lisa Mediana, dosen pembimbing Titah Banu Arum Mumpuni. Sang Nata adalah lakon wayang yang terinspirasi dari cerita pemerintahan Yunani Kuno yang menyampaikan pesan mengenai kepribadian yang harus dimiliki seorang pemimpin negara yaitu ilmu Hastabrata.

“Mari kita menggunakan hak suara kita selaku generasi muda, jangan mudah terbawa isu, Bhinneka Tunggal Ika berbeda namun tetap satu. Kita berbeda tapi mari kita satukan suara dengan cara mengikuti pemilu tahun 2019 dan tahu pemimpin seperti apa yang akan dipilih yaitu pemimpin yang memiliki ilmu Hastabrata” ujar Titah menyampaikan pesan dalam pertunjukannya.

Penulis            : Mila Elmeida

Fotografer      : Putri Riskyana Dewi

Editor             : Haris Rizky A

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: