Sejarah di Balik Pentingnya Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah di Balik Pentingnya Hari Kebangkitan Nasional

Pada tanggal 20 Mei masyarakat Indonesia pasti merayakan hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional adalah hari peringatan kemenangan atas perjuangan karena telah meraih kemerdekaan yang sudah di peringati sejak tahun 1908. Hari Kebangkitan Nasional ada karena adanya faktor utama yaitu karena berdirinya organisasi Budi Utomo dan adanya ikrar Sumpah Pemuda.

Akan tetapi bagaimana sejarah terciptanya Hari Kebangkitan Nasional?  Pada awal abad ke-20 hampir tidak ada masyarakat Indonesia yang mendapatkan pendidikan maka dari itu politik etis mulai menyebar luaskan kesempatan adanya pendidikan kelas menengah untuk masyarakat asli Indonesia. Lalu pada tahun 1925 pemerintah mulai fokus untuk menyediakan pendidikan kejurusan dasar selama 3 tahun.

Dengan begitu pada tahun 1940 tercatat ada sekitar 2 juta masyarakat Indonesia yang telah bersekolah dan tingkat melek huruf di Indonesia pun mulai perlahan naik menjadi 6,3 persen yang telah tercatat di sensus tahun 1930. Selanjutnya pada tahun 1940 antara 65.000 hingga 80.000 masyarakat Indonesia mulai bersekolah di Sekolah Dasar Belanda atau sekolah dasar yang di dukung oleh Belanda dan mungkin sekitar 1 persen dari kelompok usia yang sesuai.

Sekitaran waktu yang sama sebanyak 7.000 siswa Indonesia kebanyakan bersekolah di Sekolah Menengah Belanda atau MULO yang merupakan sekolah menengah pertama yang ada pada zaman Belanda. Meskipun mungkin bisa dikatakan sedikit akan tetapi minat masyarakat untuk bersekolah di sekolah Belanda cukup tinggi.

Berdirinya organisasi Budi Utomo merupakan awal dari Gerakan untuk mencapai kemerdakaan Indonesia. Tanggal berdirinya Budi Utomo sendiri diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Meskipun begitu penetapan waktu tersebut masih saja mengundang diskusi dan polemik. Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional terus saja dipertanyakan karena keanggotaan Budi Utomo yang masih saja sebatas etnis dan territorial Jawa. Sedangkan beberapa pihak menganggap Kebangkitan Nasional lebih diwakili oleh Sarekat Islam yang mempunyai anggota di seluruh Hindia Belanda.

Namun, seperti penjajah pada umumnya Belanda juga tetap menghilangkan atau menculik beberapa tokoh penting Indonesia yang menyuarakan suara masyarakat Indonesia, tak hanya itu Belanda juga sempat menangkap Soekarno. Akan tetapi, tetap saja Belanda tak bisa membungkam seluruh suara lokal yang menuntut kemerdekaan.

Hingga terjadinya perang dunia II dimana mengunjangkan seluruh politik dunia termasuk Hindia Belanda. Seiring dengan perang dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi. Hal itu membuat kekuatan mereka melemah akan tetapi tetap saja mereka tak mau melepaskan Indonesia begitu saja. Hingga pada tahun 1942 kaisar Jepang meminta Jepang untuk menduduki Hindia Belanda.

Setelah Jepang menyerah pada sekutu pada tahun 1945, Belanda kembali mencoba untuk kembali menggunakan kendali kolonial mereka atas Hindia Belanda. Akan tetapi hal itu tidak terjadi karena kaum nasionalis Indonesia tak bisa dihalangi dan pada tahun 1945 gagasan mengenai “Indonesia” tak bisa lagi ditolak.

Sejak tahun 1959 pada tanggal 20 Mei selalu ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau biasa disingkat sebagai Harkitnas yaitu hari nasional akan tetapi bukan merupakan hari libur yang ditetapkan oleh presiden pada 16 Desember 1959.

Penulis : Annisa Cardina Kamelia Aziz

Editor : Aninda Ratna Ghifarani

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: