Badan Pengawas Obat dan Makanan mengadakan sosialisasi duta kosmetik aman bersama dengan duta jamu aman dalam rangka Badan POM Goes to School dan Badan POM Goes to Campus yang bertempat di kawasan SMA N 15 Semarang, Senin (16/08/2002).
Badan POM Goes to School dan Badan POM Goes to Campus merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi kalangan pelajar dan mahasiswa untuk memberikan arahan dalam memilih dan menggunakan obat tradisional dan kosmetik yang aman agar menjadi konsumen cerdas.
Duta kosmetik aman memberi sosialisasi dengan mengusung materi berupa pentingnya mengecek bahan yang terkandung dalam kosmetik. Ternyata hal yang sederhana ini tidak selalu dilakukan dengan benar oleh sebagian orang. BPOM melalui duta kosmetik aman ingin mengajak masyarakat, khususnya para pelajar, untuk lebih peduli pada kesehatan kulit masing-masing. Dengan memperhatikan dan mengecek kandungan apa saja di dalam kosmetik tentu akan meminimalisir alergi pada kulit yang akan menimbulkan kerusakan pada lapisan kulit.
“Masih banyak yang belum tahu bahaya pemakaian kosmetik yang tidak benar. Kayak yang kita biasa temuin di daily life gitu. Menyepelekan tanggal kedaluwarsa, produk palsu, hingga yang belum terdaftar BPOM”, ujar Rachel Patricia Bledoeg, sebagai duta kosmetik aman tahun ini sekaligus merupakan mahasiswa ilmu komunikasi Udinus.
Dalam menanggapi hal tersebut, BPOM menyediakan layanan website bernama “Cek KLIK” kepanjangan dari “Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa”. Dengan adanya layanan website tersebut dapat menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat agar terhindar dari obat dan makanan yang berbahaya dan tidak memenuhi syarat.
Acara sosialisasi ini juga menghadirkan pembicara dari para duta jamu aman. Materi yang disampaikan yaitu, bahaya dari obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat. Hal ini diangkat menjadi tema topik pembahasan karena terjadinya peningkatan kebutuhan konsumen terhadap obat dan jamu di masa pandemi, tetapi malah disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Melalui program ini BPOM berupaya agar dapat menekan laju produksi dan peredaran jamu yang tidak memenuhi standar. Para pelajar diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam mengonsumi obat dan jamu karena hal ini berkaitan dengan kesehatan tubuh. Sangat disayangkan jika kesehatan tubuh mereka terganggu karena salah mengonsumsi obat atau jamu dengan kandungan bahan yang tidak sesuai.
Setelah serangkaian acara sosialisasi selesai, ternyata suasana di pelataran SMA N 15 Semarang masih tetap ramai oleh antusiasme siswa-siswinya. Terlihat berbagai macam perlombaan yang digelar dalam rangka peringatan hari merdeka. Hiruk pikuk dan sorak-sorai kemeriahan terdengar mengisi seisi lapangan sekolah.
“Kita mengusung tema ada 2 lomba, yaitu ada lomba besar dan lomba kecil. Lomba besarnya itu ada lomba badminton, lomba orasi, dan lomba mading. Untuk lomba kecil atau lomba seru-seruannya ada kuis-kuis basah, bercerai kita kuyup, balap karung, dan makan kerupuk,” jelas Alvan Bagus Nugraha, ketua pelaksana lomba 17 Agustus SMA N 15 Semarang.
Selain sebagai momen memperingati hari kemerdekaan Indonesia, adanya kegiatan lomba ini sekaligus cocok sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat juang para pemuda, yaitu siswa-siswi SMA N 15 Semarang. Kegiatan seperti ini tentu membawa banyak hal positif bagi para siswa, contohnya yaitu semakin mempererat pertemanan dan menumbuhkan rasa solidaritas. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kegiatan seperti ini dapat berjalan dalam waktu yang lama terutama di lingkup sekolah.
“Harapan saya untuk generasi muda ya terutama, untuk anak-anak usia 15-17 tahun, mereka tidak melupakan bahwa 17 Agustus itu hari kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satu cara untuk menghargai hari kemerdekaan, selain upacara bendera, mereka mengikuti lomba-lomba kegiatan seperti ini terus. Jadi saya harap untuk tahun-tahun selanjutnya lomba-lomba jadi semakin meriah. Apalagi ini kan pertama setelah pandemi, karena waktu pandemi kan kita lomba masih sering daring,” ucap Hasbi Dirgahayu sebagai pembina OSIS SMA N 15 Semarang.
Penulis: Diaz Mulya Putri
Editor: Mayang Luh Jinggan
Foto: Dokumentasi Wartadinus (Danindra Toni)