
Aliansi Mahasiswa Semarang Raya kembali bersuara. Pada Senin, 1 September 2025 Aliansi Mahasiswa Semarang Raya memanggil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada aksi solidaritas, audiensi terbuka dan doa bersama yang dilaksanakan di Simpang Lima Kota Semarang. Aksi ini diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Islam Sultan Agung, BEM Universitas 17 Agustus Semarang, BEM-KM Universitas Muhammadiyah Semarang, BEM Universitas Dian Nuswantoro, Himpunan Mahasiswa Cabang Semarang, BEM Universitas Wahid Hasyim, BEM Politeknik Negeri Semarang, Himpunan Mahasiswa Islam Korkom Sultan Agung, BEM Universitas Katolik Soegijapranata, BEM Universitas PGRI Semarang, BEM-KM Universitas Negeri Semarang, BEM Itesa Muhammadiyah Semarang, BEM Universitas Semarang, BEM Poltekkes Kemenkes Semarang, dan BEM Unisbank Semarang.
Tujuan dari diadakannya aksi ini karena terjadinya tragedi kemanusiaan seperti kasus Affan menjadi luka yang masih menganga tak kunjung terobati dan menjadi simbol brutalitas aparat yang belum tersentuh keadilan. Janji-janji penegakan HAM hanya retorika, sementara UU Perampasan Aset yang krusial untuk memberantas korupsi yang seolah sengaja dilupakan. Lembaga legislatif juga semakin jauh dari rakyat dengan wacana yang tidak sensitif. Selain itu juga menyuarakan tuntutan-tuntutan rakyat yang terangkum dalam “Tuntutan Reformasi September” sebagai berikut:
- Menuntut keadilan untuk Affan (Justice fo Affan) dan mengadili seluruh pelaku serta dalam pelanggaran HAM berat masa lalu secara transparan dan berkeadilan.
- Mendesak Institusi Kepolisian untuk Evaluasi sepenuhnya dari Kapolri dan Kapolda Jawa Tengah serta bertanggungjawab atas kegagalan melindungi warga sipil dan praktik kekerasan aparat yang berulang
- Menuntut pembebasa tanpa syarat seluruh massa aksi yang dikriminalisasi.
- Menuntut Presiden segera menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) yang menjamin penanganan demonstran secara manusiawi.
- Menjamin perlindungan hukum bagi jurnalis pers mahasiswa saat meliput dan tenaga. medis saat bertugas dalam aksi massa.
- Mendesak pengesahan segera Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasaan Aset untuk memberikan efek jera bagi koruptor.
- Menuntut adanya evaluasi total dan penurunan tunjangan anggota DPR RI yang tidak sebanding dengan kinerjanya secara transparan.
- Mendesak dibuatnya regulasi yang mengatur mekanisme fit and proper test yang ketat dan transparan bagi calon anggota legislatif.
- Menuntut dengan segera revisi UU Pemilu berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 135/PUU-XXII/2024 terkait pemisahan pemilu nasional dan pemilu lokal sebagai perbaikan pemilu dari sisi penyelenggaraan, penyelenggara hingga peserta.
- Menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Lembaga Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, dan Aparat Penegak Hukum (APH) yang kami nilai telah melenceng dari cita-cita reformasi.
Atas tuntutan-tuntutan tersebut, Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) turut ikut andil dalam penyampaian aspirasi. Diikuti oleh 75 dari elemen yang ada di Udinus, mulai dari Organisasi Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, hingga mahasiswa biasa. Pada demo kali ini menjadi demo perdana Udinus. Menjadi salah satu langkah awal mahasiswa Udinus dalam penyampaian aspirasi, berdemokrasi, dan menyikapi situasi yang tengah terjadi saat ini. Satu hari sebelum aksi berlangsung, BEM-KM Udinus sempat mengadakan Konsolidasi sebagai aksi solidaritas dari Udinus yang mengundang seluruh mahasiswa Udinus untuk ikut andil dalam aksi.
Dalam aksi ini Rektor Udinus, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom. memberikan izin untuk mahasiswa Udinus dalam berdemokrasi untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi yang mempunyai tujuan penyampaian dengan damai pada Aliansi Mahasiswa Semarang. Dengan itu Prof. Pulung mendukung penuh mahasiswanya untuk ikut andil dalam aksi tersebut dengan memberi konsumsi bagi mahasiswa yang telah berpartisipasi. Menurut Presiden Mahasiswa Udinus, pada demo kali ini Rektor Udinus dapat memberi izin karena mahasiswa-nya yang ingin menyampaikan aspirasi di muka umum.
“Pertama saya mengucapkan terimakasih kepada Rektor Udinus, Prof. Pulung yang telah memberi izin untuk kami mengikuti aksi ini. Demo sebagai aspirasi dan mahasiswa itu sendiri untuk menyampaikan aspirasi di muka umum dan disini juga merupakan salah satu langkah awal yang menurut saya selaku Presma adalah langkah yang baik sekali untuk teman-teman mahasiswa agar lebih berpikir kritis kemudian demokratif, dan dimana dapat menyikapi hal-hal maupun isu-isu yang berkaitan dengan Udinus”. Ucapnya.
Pada penyampaian orasi dari perwakilan-perwakilan mahasiswa di Lapangan Simpang Lima Semarang menunjukkan persamaan pada tujuan dan alasan mengapa mereka berada di sana. Mereka berdiri bukan hanya sekedar untuk penyampaian aspirasi, tetapi juga menaruh sikap sosialisme, demokratif, dan toleransi dengan apa yang telah terjadi pada bangsa ini. “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! Hidup Perempuan yang melawan! Hidup buruh tani! seruan-seruan yang terus berkumandang sepanjang orasi mahasiswa. Suasana kian membara terlihat dari semangat para mahasiswa saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah (DPRD Jateng) datang dengan Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Namun aksi ini berlangsung cukup kondusif. Karena para mahasiswa menghimbau untuk tidak memprovokasi dan tidak terprovokasi. Sebelum suasana semakin memanas, korlap dari Udinus segera menarik mundur untuk segera menghindar dari tempat aksi berlangsung.
Banyak dari mahasiswa Udinus merasa demo perdana ini belum sesuai dengan harapan, begitu juga yang disampaikan oleh Presma Udinus Luklu’un Aula. Ia juga menaruh harapan untuk kedepannya dapat lebih dapat memperbaiki, menyikapi hal dengan berpikir kritis.
“Jika sudah sesuai harapan itu belum ya, masa demokrasi saat ini ditambah dengan kondisi saat ini yang dapat dibilang kurang kondusif. Disini kita hanya menyampaikan aspirasi. kemudian harapan kedepannya kita bisa membenahi. Kemudian untuk para petinggi yang berada di ranah publik pastinya kita harap bisa untuk memperbaiki kedepannya. Kita berdemokrasi yang bagaimana merupakan salah satu acuan ataupun menjafi ideologi dari Udinus sendiri dan disini mahasiswa berhak menyuarakan aspirasi mereka. Tidak hanya mahasiswa saja tetapi untuk seluruh Rakyat Indonesia”. Tutupnya.
Penulis: Linis Yunita A.
Editor: Annisa Cardina
Dokumentasi: Wartadinus (Amien)
Narasumber:Presiden Mahasiswa Udinus ( Luklu’un Aula)