Di Balik Dinamika Penyelenggaraan Pemira 2025

Di Balik Dinamika Penyelenggaraan Pemira 2025

Rangkaian debat Pemilihan Raya (Pemira) 2025 Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) sempat mengalami dinamika yang cukup terasa di kalangan peserta dan mahasiswa. Jadwal debat yang semula sudah ditetapkan pada 24 Juni 2025, tiba-tiba harus diundur satu hari sebelum pelaksanaan. Keputusan mendadak ini memunculkan sejumlah pertanyaan dari berbagai pihak.

Ketua KPUR menjelaskan, pengunduran jadwal menjadi 25 dan 26 Juni 2025 dilatarbelakangi beberapa faktor administratif. “Terdapat kendala administrasi di BEM KM, seperti pengecekan berkas, penandatanganan MoU, hingga penetapan dari nomor paslon yang perlu dikaji ulang. Selain itu, ada beberapa calon yang secara mendadak mengajukan izin tidak dapat mengikuti debat,” jelasnya.

Tak hanya perubahan waktu, pemindahan lokasi debat pun menjadi perhatian. Semula debat direncanakan di ruang E3, namun karena pada tanggal tersebut digunakan untuk agenda universitas lainnya, debat dipindahkan ke Gedung F. “Ruangan F dipilih karena ruang lain sudah terjadwal untuk agenda kampus. Kami memang harus mendukung agenda tingkat universitas, sehingga ormawa perlu menyesuaikan dan yang tersedia saat itu adalah Gedung F,” imbuh panitia.

Perubahan mendadak ini mendapat sorotan dari sejumlah paslon. Alfino Kautsar, Paslon 2 FIK, mengungkapkan, “Debat ini sempat diundur dan informasinya baru disampaikan pukul 11 malam. Waktu persiapan jadi sangat singkat dan lokasi Gedung F yang panas cukup mengganggu. Namun, kami tetap mengapresiasi panitia dan berharap tahun depan persiapan bisa lebih matang karena debat ini momen penting yang selalu dinanti mahasiswa.”

Sementara itu, alasan di balik hanya satu pasangan calon yang maju dari beberapa ormawa, seperti BEM KM dan Fakultas Kedokteran (FK), juga menarik perhatian. Menurut perwakilan BEM KM, mekanisme pencalonan presiden mahasiswa memang organik dan terbuka untuk seluruh mahasiswa Udinus tanpa intervensi pengurus. “Dinamika pencalonan tergantung pada minat dan keberanian mahasiswa, sehingga tahun ini hanya terbentuk satu paslon,” jelasnya.

Hal serupa terjadi di FK, di mana organisasi yang baru berjalan satu tahun, masih fokus pada penguatan internal. “Kami sudah berdiskusi dengan angkatan, namun untuk angkatan 24 belum ada yang siap maju. Jadi, hanya saya dari angkatan 23 yang maju agar jadi bahan belajar juga untuk angkatan berikutnya,” ungkap salah satu calon FK.

Meski penuh dinamika, pelaksanaan debat Pemira tetap menjadi ruang demokrasi dan pembelajaran bersama untuk seluruh civitas akademika Udinus, memperkuat komitmen dalam menghadirkan pemimpin yang siap berkontribusi nyata.

Penulis : Nadya Sekar Nalaratih

Editor : Annisa Cardina Kamilia Aziz

Dokumentasi : Wartadinus (Azka Muhammad Ikhwan dan Suthan Fajliansyah)

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: