Berjalan Sengit Debat Pemira 2025 Sukses Digelar

Berjalan Sengit Debat Pemira 2025 Sukses Digelar

Kamis, 25 Juni 2025 – Pemilihan Raya (Pemira) 2025 di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) memasuki tahap krusial dengan digelarnya debat kandidat yang berlangsung selama dua hari. Hari pertama debat, yang diadakan di Gedung F, dihadiri oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari berbagai fakultas beserta para pendukungnya. Para calon hadir dengan dress code PDH khas ormawa masing-masing, menambah suasana formal dan antusias di ruangan tersebut.

Acara dibuka dengan sambutan hangat dari jajaran BIMA, diwakili oleh Ibu Widya. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya debat sebagai wadah berbagi visi dan misi, sekaligus menumbuhkan semangat persaingan sehat antar calon. “Laksanakan debat dengan kepala dingin agar hasilnya lebih berkembang,” pesan Ibu Widya Sebelum debat dimulai, setiap pasangan calon menyiapkan visi-misi, yel-yel, serta memperkenalkan program unggulan mereka. Meski sempat terjadi perubahan jadwal dan perpindahan lokasi secara mendadak, seluruh peserta tetap hadir tepat waktu, menunjukkan komitmen mereka dalam mengikuti proses demokrasi kampus, hari ini yang melaksanakan debat pada hari pertama yakni DPM-KM, BEM FIK, BEM FT, BEM FIB, serta BEM FK dilanjut hari kedua debat yang akan diikuti oleh BEM KM, BEM FKes, dan BEM FEB.

Sesi Debat 

Suasana debat berlangsung dinamis, terutama ketika pertanyaan diajukan oleh Gubernur FIK mengenai cara membangun diplomasi dan solidaritas antar lembaga ormawa.Paslon 1 FIK menegaskan, “Kami ingin BEM menjadi fasilitator utama bagi ormawa, mendorong diplomasi dan sinergi lintas organisasi,” ujar Hanif, Calon Gubernur FIK.

Sementara itu, Paslon 2 FIK menawarkan solusi konkret, “Kami akan membentuk grup koordinasi antar ketua umum dan juga grup eksternal humas ormawa, agar komunikasi lebih cepat. Selain itu, forum non-formal rutin akan kami buat untuk meningkatkan solidaritas dan memperkuat jejaring positif,” papar Alfino paslon 2 FIK.

Kedua paslon FIK juga membagikan pengalaman dan perasaan mereka dalam menghadapi debat. Naufal Hanif dari Paslon 1 mengaku, “Rasa deg-degan pasti ada, tapi saya dan wakil tetap fokus menyampaikan visi-misi terbaik. Setelah debat, perasaan campur aduk, tapi kami bangga sudah bisa melewati tahap penting ini.” Hal senada diungkapkan Alfino Kautsar dari Paslon 2, “Grogi pasti ada, apalagi persiapan waktunya cukup mendadak. Namun, setelah debat, rasanya lega bisa menuntaskan visi-misi ”

Pada sesi Fakultas Teknik, isu profesionalisme organisasi dan relevansi ormawa bagi mahasiswa menjadi sorotan utama. Paslon FT menegaskan, “Organisasi di fakultas adalah batu loncatan pelatihan sebelum dunia kerja. Kami berkomitmen untuk membangun profesionalisme dan tanggung jawab nyata dalam setiap program,” tegas salah satu calon.

Mereka juga mengusulkan program seperti Technofest dan Dies Natalis untuk menguatkan kompetensi mahasiswa Teknik. Dalam menjawab pertanyaan soal profesionalitas dan konsekuensi kinerja, calon menambahkan, “Profesionalitas bukan sekadar gaya, tapi konsekuensi. Kami siap menerima evaluasi, bahkan jika harus digantikan jika tak mampu menjalankan amanah.”

Selain itu BEM FK sendiri yang menjadi akhir dari jalannya debat hari pertama menyatakan bahwa persiapan untuk debat sangatlah minim, “Persiapan debat, aduh kalau persiapan sendiri ya bisa dibilang sangat minim ya kurang lebih. Karena untuk dari bikin visi-visi sendiri, kami membuatnya nggak nyampe satu minggu malah. Malah dalam satu malam, tapi sebelumnya memang udah dipersiapkan, kayak udah di titiktitikin misalnya mau buat apa, mau ngapain aja ke depannya dah kepikiran.” ujar Rizki paslon 1 BEM FK Udinus.

Antusiasme peserta dan penonton begitu terasa sepanjang acara. “Para calon menarik dan memberikan wawasan luas. Semoga yang terpilih bisa menjalankan visi mereka, dan mahasiswa tetap mengawal kinerja BEM kedepan,” ungkap Robby, mahasiswa Teknik Biomedis.

Meskipun terdapat kendala teknis seperti perubahan jadwal dan kondisi ruang, acara tetap berlangsung lancar dan diapresiasi sebagai momentum penting demokrasi kampus. Debat hari pertama Pemira 2025 pun menjadi ruang aktualisasi dan refleksi kepemimpinan mahasiswa Udinus, serta membangun harapan baru untuk Udinus di masa kepemimpinannya nanti.

Penulis : Nadya Sekar Nalaratih

Editor : Annisa Cardina Kamilia AzizDokumentasi : Wartadinus (Azka Muhammad Ikhwan dan Suthan Fajliansyah)

Related Post

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: