Festival budaya tahunan Bunkasai kembali digelar oleh Program Studi Sastra Jepang Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) pada Sabtu, 14 Juni 2025. Acara yang berlangsung di pelataran Gedung G dan H Udinus ini sukses menarik lebih dari 2.400 pengunjung dari berbagai kalangan.
Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang Udinus (Hikari), Bunkasai bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia, khususnya di Semarang. Festival ini terbuka untuk umum dan mendapat sambutan antusias dari pelajar, mahasiswa, hingga komunitas pecinta budaya Jepang.
Panitia menyediakan dua jenis tiket, yaitu presale seharga Rp 20.000,00 yang terjual sebanyak 1.700 lembar, dan tiket on the spot (OTS) seharga Rp 25.000,00 yang tersedia sebanyak 750 lembar. Total pengunjung yang hadir mencapai sekitar 2.450 orang.
Tahun ini, tema yang diusung adalah “Sakura,” yang menggambarkan musim semi di Jepang sebagai simbol harapan dan awal yang baru. Seluruh area festival dihiasi dekorasi berwarna merah muda untuk memperkuat suasana yang sesuai dengan tema tersebut.Rangkaian pembuka menampilkan berbagai kesenian tradisional dan modern Jepang. Dimulai dengan Chanoyu, upacara minum teh khas Jepang, dilanjutkan dengan Sōran Bushi, tarian rakyat Jepang dari kalangan nelayan. Pertunjukan berlanjut dengan penampilan Taiko atau drum Jepang, tarian dan lagu Senbonzakura, serta penampilan Omikoshi, yaitu arak-arakan tandu tradisional yang biasa dibawa saat festival.
Selain pertunjukan budaya, Bunkasai 2025 juga menghadirkan berbagai perlombaan dengan nuansa Jejepangan. Lomba cosplay atau coscomp, menyanyi lagu Jepang (anisong), coswalk, dance, dan menggambar fanart menjadi bagian dari kompetisi yang diikuti puluhan peserta. Kategori cosplay dinilai berdasarkan akurasi karakter, detail kostum, hingga penampilan panggung, dengan penghargaan seperti Best Male, Best Female, dan Best Armor.
Pengunjung juga disuguhi berbagai hiburan musik, termasuk penampilan band lokal, idol group, dan DJ yang menambah semarak suasana. Tidak ketinggalan, area bazar dipenuhi stan yang menjual makanan, minuman, serta pernak-pernik khas Jepang.
Komunitas pecinta anime atau wibu turut meramaikan acara, begitu juga komunitas motor custom yang menampilkan kendaraan mereka dengan stiker bertema karakter anime. Suasana festival semakin meriah dengan kehadiran pengunjung yang tampil mengenakan kostum ala karakter Jepang.
Sejak pertama kali diadakan pada 2009, Bunkasai terus berkembang dan menjadi agenda tahunan yang dinanti. Dengan kemasan acara yang menarik serta dukungan dari berbagai pihak, Bunkasai diharapkan mampu memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Jepang sekaligus memperluas wawasan masyarakat terhadap budaya negeri sakura.
Penulis : Dinar Emilia
Editor : Shazia Mirza
Dokumentasi : Wartadinus (Hilyana Arieandhien)