Dinding kamar itu penuh dengan poster Chanyeol dan anggota EXO lainnya, idola K-Pop yang senyumnya bisa mencairkan hati sekeras apapun. Si mahasiswa semester empat jurusan Sastra Korea dan pemuja fanatik K-Pop level akut ini bernama Lylia Sahara.
Aku terbiasa dipanggil Lylia. Sejak kelas lima SD sampai sekarang, aku tergila-gila pada idol K-Pop, apalagi boyband EXO, yang katanya We are One itu. Ups! Sekarang One by One ya? Mimpi gilaku? Menikah dengan Chanyeol. Teman-temanku bilang, kalau aku halu, tapi aku menyebutnya ‘manifestasi cinta’ tidak salah kan?
Tiap malam aku menulis diary dan menambahkan, “Semoga idolaku menjadi jodohku,” Setiap kali EXO konser dan Chanyeol solo tour konser ke Indonesia, aku? sering absen. Sedih banget deh karena kalah war tiket konser. Meskipun begitu, aku tetap mengusahakan dengan belajar bahasa Korea dan bahkan menabung buat konsernya di Seoul. Wuih, jauh banget sampai ke negara asalnya ga tuh.
Tapi semesta justru memberiku orang yang paling tak kusangka, Bryan, anak Fakultas Teknik yang menjadi idola kampus dan selalu nyeleneh. Hobinya? herannya dia suka meledekku tiap nongkrong dan ga suka K-Pop.
“Apa sih bagusnya cowok yang nyanyi sambil joget?” ucapnya kala itu.
Dengan kesal, aku tak mau kalah menjawabnya, “Terserah aku dong. EXO nomor satu, titik!”
Tanpa aku sadari, Bryan ternyata diam-diam perhatian. Saat aku gagal beli tiket konser solo Chanyeol, dia datang membawa es krim.
“Semangat Li! Aku bukan Chanyeol,” katanya pelan sambil menyodorkan es krim, “Tapi, kalau kamu mau, aku bisa nyanyiin lagunya tiap pagi,”
Jantungku berhenti sejenak. Gawat. Aku masih suka Chanyeol, tapi kenapa deg-degan sama Bryan? Malam itu, aku membuka buku diary dan menulis, “Mungkin idolaku bukan jodohku. Tapi kalau yang nyata ini bisa membuatku bahagia, kenapa tidak? Ya nyerempet dikitlah jadi idola kampus.”
Penulis : Aiska Muti Salsabila
Editor : Cantika Caramina
Dokumentasi : yaay.today