
Pada pemandangan birunya kota Semarang Kudengarkan pikiranku bercerita Jejak hidup yang tersulam rapi
Sepanjang 23 tahun Pernah, aku lebih cepat dari pagi Hadir lebih awal dari yang seharusnya Kini, harus kurelakan lebih larut dari malam
Harum melati dan kemapanan sudah tercium dari kawan sebayaku Mereka sudah menuai, sementara aku masih bertani dalam kepala Meski harus tertinggal beberapa langkah Kunikmati setiap jengkal proses yang harusnya sudah berlalu
Satu persatu anak tangga kulewati dengan tawa Bersama semesta yang mengisi rumpang dalam jiwaku Langkah mundur tak selalu berarti takdir menolak Kadang, ia cuma ingin aku melambat untuk melihat
Karya : Jessita Vici Yardeningtyas
Editor: Cantika Caramina
Gambar: Pixabay