Di era gaya hidup modern yang serba cepat ini, anak muda sering kali menghadapi beragam pilihan gaya hidup yang kurang sehat. Makanan cepat saji, minuman manis seperti boba dan kopi susu kekinian, serta pola tidur yang tidak teratur telah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Tanpa disadari, anak muda kini rentan terkena penyakit ginjal akibat konsumsi gula berlebihan. Maka dari itu, penting untuk mempelajari gaya hidup sehat yang efektif untuk mencegah diabetes dan kerusakan ginjal sejak dini.
Kecanduan Gula: Gaya Hidup Tidak Sehat yang Dianggap Biasa

Gula adalah zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil, namun saat ini banyak dikonsumsi secara berlebihan. Minuman kekinian, makanan olahan, dan camilan manis kini menjadi konsumsi sehari-hari bagi anak muda. Sayangnya, banyak yang belum menyadari bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes dan gagal ginjal.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 61,3% masyarakat Indonesia mengonsumsi minuman manis lebih dari sekali sehari. Di kalangan anak-anak dan remaja, data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan bahwa hampir 26% dari mereka mengonsumsi minuman berpemanis setiap hari. Kebiasaan ini berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang serius di masa depan.
Dampak Gula Berlebih terhadap Kesehatan Anak Muda

Mengapa penting untuk membatasi konsumsi gula? Berikut adalah beberapa dampak negatif yang sering terjadi akibat pola konsumsi yang tidak sehat:
– Diabetes Tipe 2 : Asupan gula berlebih dapat menyebabkan resistensi insulin yang berujung pada diabetes, yang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan ginjal.
– Obesitas : Gula memiliki kalori tinggi tetapi rendah nutrisi, sehingga anak muda yang mengonsumsinya cenderung mengalami peningkatkan berat badan tanpa disadari.
– Penyakit Ginjal : Gula dapat merusak pembuluh darah kecil, termasuk yang ada di ginjal. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal kronis.
– Kelelahan dan Penurunan Daya Fokus : Fluktuasi gula darah dapat mengganggu stabilitas energi dan konsentrasi.
– Gangguan Liver dan Jantung : Fruktosa dari minuman manis dapat menumpuk di hati dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Pola Tidur dan Stres Memperburuk Dampak Gula

Tidak hanya gula, pola tidur yang buruk dan stres yang berlebihan juga dapat memperburuk risiko kesehatan. Anak muda sering kali tidur larut, kurang mendapatkan istirahat yang cukup, dan menghadapi stres akibat tekanan akademik maupun sosial yang tinggi. Hal ini dapat memicu lonjakan hormon kortisol dan tekanan darah, yang pada gilirannya mempercepat kerusakan organ, termasuk ginjal.
Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh, membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak dan meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan manis. Di sisi lain, stres mendorong seseorang untuk mencari “comfort food” seperti es krim, cokelat, atau minuman manis, sehingga menciptakan siklus gaya hidup tidak sehat yang sulit diputus.
Mengapa Perubahan Gaya Hidup Itu Penting?

Gagal ginjal kronis bukanlah penyakit yang muncul secara tiba-tiba. Ini merupakan hasil dari akumulasi gaya hidup tidak sehat yang berlangsung selama bertahun-tahun. Cuci darah, sebagai salah satu solusi medis, harus dilakukan secara rutin seumur hidup, 2–3 kali seminggu, masing-masing selama 3–5 jam. Ini bukan hanya membawa beban finansial, tetapi juga menyiksa secara fisik dan mental, terutama jika dialami di usia muda.
Oleh karena itu, sangat penting bagi generasi muda untuk menyadari bahwa pencegahan jauh lebih mudah dibandingkan pengobatan. Perubahan gaya hidup dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten.
Gaya Hidup Sehat: Kunci untuk Hidup Bebas Penyakit

Berikut adalah beberapa langkah sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan anak muda:
1. Batasi Konsumsi Gula Tambahan
– Hindari minuman kemasan dan minuman kekinian yang tinggi gula.
– Gunakan madu atau pemanis alami secukupnya.
– Perhatikan label kandungan gula pada makanan dan minuman.
2. Perbanyak Konsumsi Air Putih
– Usahakan untuk minum minimal 8 gelas setiap hari.
– Air putih berperan penting dalam membantu ginjal menyaring limbah dengan optimal.
3. Jaga Kualitas Tidur
– Usahakan untuk tidur cukup antara 6 hingga 8 jam setiap malam.
– Hindari begadang dan usahakan untuk selalu tidur pada waktu yang konsisten.
4. Kelola Stres dengan Cara Sehat
– Aktivitas seperti berolahraga, meditasi, atau menekuni hobi dapat membantu meredakan stres.
– Jika merasa stres berlebihan, jangan ragu untuk berbicara dengan orang terdekat atau berkonsultasi dengan seorang konselor.
5. Tingkatkan Aktivitas Fisik
– Lakukan aktivitas seperti berjalan kaki, bersepeda, yoga, atau olahraga ringan lainnya untuk menjaga berat badan dan metabolisme tubuh.
– Aktivitas fisik juga berperan dalam mengatur kadar gula darah dan tekanan darah.
6. Edukasi Diri dan Lingkungan Sekitar
– Saling mengingatkan akan pentingnya pola makan dan minum yang sehat.
– Manfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan informasi positif mengenai gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat bukan hanya tanggung jawab orang tua atau mereka yang menderita penyakit. Sebaliknya, di usia muda, saatnya untuk memulai investasi dalam kesehatan. Jangan menunggu hingga harus bergantung pada prosedur medis untuk menyadari bahwa diet yang buruk dan kurang tidur dapat merusak kesehatan ginjalmu.
Generasi muda harus menjadi pelopor dalam perubahan pola hidup di tengah budaya instan. Memiliki gaya hidup sehat tidak harus mahal atau membosankan. Dengan mulai mengganti minuman manis dengan air putih, tidur yang cukup, mengelola stres, dan berolahraga ringan secara teratur, Anda dapat menciptakan perubahan besar yang berdampak positif dalam jangka panjang.
Apakah Semua Makanan dan Minuman Kekinian Berbahaya?
Tidak semua makanan dan minuman kekinian berbahaya, namun sebagian besar mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi, pemanis buatan, dan pada minuman, tambahan topping tinggi kalori seperti boba, jelly, atau krimer. Satu gelas minuman kekinian bahkan bisa mengandung 2–3 kali lipat dari batas aman konsumsi gula harian (25 gram). Konsumsi berlebihan dapat memicu diabetes tipe 2, obesitas, dan kerusakan ginjal. Meski begitu, makanan dan minuman ini masih bisa dinikmati dengan syarat: pilih versi rendah gula, batasi topping, dan konsumsi sewajarnya. Bijak memilih dan membatasi adalah kunci agar tetap sehat di tengah tren gaya hidup modern.
Nama : Zafira Itsna Maulida
Editor : Maulidya Aisyah Hamidah