Era globalisasi dan digital membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi telah membuka pintu bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam setiap aspek ekonomi, politik, dan budaya global. Saat ini mayoritas perempuan beralih dari peran domestik (ibu dan pengelola rumah tangga) ke publik dengan banyak terlibat dalam berbagai profesi. Data BPS menunjukan, pada tahun 2020 terdapat sekitar 50,70 juta penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja adalah perempuan. (Dahyoko, et al., 2024).
Data menunjukan peningkatan perempuan yang bekerja, meskipun terdapat tantangan terkait peran ganda sebagai istri dan ibu. Era digital tidak hanya membuka peluang baru, tapi juga menguji norma dan stereotip yang telah lama ada.
Perempuan memiliki peluang besar untuk berkarir di industri digital, seperti menjadi influencer, pemasar online, dan vlogger. Berbagai platform online memberi kesempatan kepada perempuan untuk menguasai keterampilan baru, seperti pemrograman dan pemasaran digital. Keterampilan ini membantu perempuan untuk mengurangi ketimpangan gender yang masih terjadi.
Salah satu contoh konkret adalah upaya mendorong perempuan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Pemrograman tersebut menciptakan jaringan dan dukungan yang penting bagi perempuan muda yang ingin meniti karir di bidang yang biasanya didominasi laki-laki. Pemberdayaan melalui teknologi juga membuka peluang bagi perempuan dalam bidang kewirausahaan.
Platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Etsy memungkinkan perempuan memulai bisnis dari rumah dan menjangkau pasar global. Menurut World Bank (2021), perempuan yang berpartisipasi dalam bisnis online umumnya memperoleh pendapatan yang lebih besar dan mencapai kemandirian finansial lebih baik.
Aktivisme digital menjadi wadah penting bagi perempuan di era digital. Suara mereka semakin terdengar melalui berbagai platform seperti media sosial. Kini media sosial menjadi alat yang efektif untuk mengangkat isu-isu seperti gender equality dan hak asasi manusia.
Adapun gerakan seperti #MeToo dan #WomenInTech membuktikan kekuatan perempuan dalam memperjuangkan perubahan. Namun, tantangan seperti pelecehan online dan misinformasi masih tetap terjadi. Selain itu, perempuan sering menghadapi beban ganda, yaitu tanggung jawab domestik dan publik yang dapat menghambat partisipasi mereka di pasar kerja. Keterlibatan perempuan dalam ekonomi keluarga semakin penting, terutama dalam konteks kebutuhan ekonomi (Widyastuti, 2024).
Dibutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam ekonomi digital. Diperlukan juga kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab domestik. Perempuan memiliki peran krusial dalam dalam menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Penulis : Marscheila Virghinie Arauna
Editor : Annisa Cardina Kamilia Aziz
Dokumentasi: Internet (superyou.co.id)