Generasi Z dikenal sebagai generasi yang memiliki semangat tinggi untuk mencoba banyak hal baru. Hal ini dipicu oleh tingginya rasa penasaran Gen Z terhadap banyak hal serta mengikuti arus lingkungan. Namun karena keterbatasan waktu, mereka tidak bisa melakukan hal tersebut secara satu per satu. Oleh sebab itu, mereka melakukannya secara multitasking.
Apa itu multitasking? Multitasking merupakan kemampuan melakukan beberapa tugas secara bersamaan. Diambil dari sisi positifnya, skill ini dapat membuat kita menyelesaikan banyak kegiatan dalam satu waktu. Namun dari sisi negatifnya, kebiasaan ini dapat meningkatkan stres hingga menimbulkan gejala depresi dan kecemasan. Dampaknya mengakibatkan penurunan produktivitas kerja sehingga bisa memberikan hasil kerja yang kurang optimal. Jika Anda berasumsi multitasking dapat mempercepat pekerjaan, anggapan ini dirasa kurang tepat. Justru karena tidak fokus dengan satu pekerjaan, maka pikiran kita akan mudah teralihkan dengan tugas lain dan hal inilah yang membuat pekerjaan memakan lebih banyak waktu.
Dampak negatif lainnya dari kebiasaan multitasking adalah jam koma. Jam koma merupakan kelelahan ekstrem yang dapat memicu kesulitan berkonsentrasi hingga penurunan energi yang signifikan.
Selain kebiasaan multitasking, ada beberapa kebiasaan lain yang menjadi penyebab dari jam koma. Kebiasaan tersebut antara lain: kurangnya jam tidur, kecanduan gadget, dan konsumsi kafein yang berlebihan.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menghindari jam koma? Terdapat beberapa tips untuk menghindari efek buruk dari jam koma, antara lain:
Membuat to do List
Membuat to do list memiliki manfaat agar Gen Z bisa lebih fokus dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan sehingga diharapkan dapat mengelola waktu dengan baik. Tak hanya itu, membuat to do list juga dapat melatih kedisiplinan dan menentukan skala prioritas kepentingan.
Fokus dengan Satu Pekerjaan
Seringkali pikiran dan fokus mudah terpecah apabila banyak tugas yang bermunculan. Alangkah baiknya jika Gen Z memberikan fokus penuh pada satu pekerjaan yang sudah direncanakan sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang optimal.
Tentunya kita ingin menjadi pribadi yang memiliki banyak skill dan dipercaya melakukan banyak hal. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat kita tidak memiliki skala prioritas dan ingin melakukannya dengan cepat tanpa memikirkan dampaknya bagi kesehatan mental kita.
Sumber berita : detik.com, surabaya.telkomuniversity.ac.id
Sumber gambar : Google
Penulis : Jessita Vici Yardeningtyas
Editor : Shazia Mirza