Pendidikan adalah hal yang sangat esensial dalam mencerahkan masa depan suatu bangsa. Namun, di tengah kerumitan perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi dalam bidang pendidikan pun semakin banyak. Dengan demikian perlu adanya solusi yang efektif untuk membantu mencerdaskan bangsa.
Adapun tantangan yang dihadapi dunia pendidikan yaitu adanya perbedaan dalam cara belajar siswa, perubahan yang cepat dalam teknologi, tidak meratanya pesebaran guru, sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia, serta masalah kurikulum yang berubah-ubah setiap tahunnya. Setiap anak memiliki cara masing-masing untuk mencerna dan menangkap informasi. Dalam hal ini guru harus mampu mengenali dan mendukung berbagai gaya belajar yang ada agar setiap siswa mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara maksimal.
Selain itu, guru harus harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga mampu menggabungkan teknologi dalam proses pembelajaran siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Bill Gates bahwa,
“Kita perlu memasukkan teknologi ke dalam pendidikan karena itu adalah masa depan, dan siswa kita membutuhkannya untuk bersaing dalam dunia global.”
Meski demikian, semakin banyaknya beban kerja guru tersebut belum diimbangi dengan pemerataan fasilitas sekolah oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan di dunia pendidikan, sehingga pembelajaran masih kurang maksimal.
Siswa yang sekolahnya terdukung teknologi dapat memperoleh materi lewat media visual, audio, projected still media (infocus), dan projected metion media (film, TV, video) akan lebih mengerti metode belajar yang cocok untuk diterapkan sehingga mereka memiliki wawasan yang lebih luas dibanding siswa yang hanya belajar melalui buku dan penjelasan dari guru melalui papan tulis.
Terdapat kesenjangan fasilitas atau sarana prasarana yang diterima oleh sekolah di desa dan di kota. Tak jarang kita melihat tayangan berita di televisi, koran, atau media sosial dimana fasilitas sekolah di desa masih sangat kurang. Baik itu akses jalan, bangunan yang kurang memadai, tidak adanya laboraturium, dan sarana lain yang mampu menunjang pendidikan. Berbeda dengan sekolah yang berada di kota di mana fasilitasnya lengkap dan didukung oleh teknologi sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan kreatif.
Adanya kesenjangan fasilitas membuat para guru yang berkualitas lebih mengutamakan mengajar di kota daripada di daerah terpencil karena kesulitan akses di daerah pedesaan atau daerah terpencil. Dilansir dari databoks, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), jumlah guru di Indonesia mencapai 3,36 juta orang pada semester ganjil tahun ajaran (TA) 2023/2024. Dari jumlah tersebut kebanyakan para guru tersebar di area pulau Jawa yaitu di Jawa Barat, sebanyak 474 ribu orang. Kemudian disusul oleh Jawa Timur sebanyak 410,8 ribu orang dan Jawa Tengah 352,9 ribu orang sehingga pesebaran guru di luar pulau jawa masih kurang merata.
Selain itu, masih banyak guru honorer di Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah dimana gaji yang diterima kadang tidak sesuai. Dengan demikian sebelum melangkah lebih jauh ke bidang pembangunan yang lain, pemerintah harus terlebih dahulu memperhatikan dunia pendidikan sekaligus memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak sehingga nantinya mereka menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas serta siap menghadapi bonus demografi.
Penulis : Aninda Ratna Ghifarani
Editor : Ika Safira Syaharani
Sumber Gambar : Unsplash