Universitas Dian Nuswantoro mengajak para mahasiswa baru untuk melakukan konservasi mangrove dalam rangkaian acara Dinus Inside hari kedua di Desa Babalan, Kabupaten Demak (30/08/2022).
Beberapa perwakilan mahasiswa dari 5 fakultas diikutsertakan dalam kegiatan yang sudah menjadi acara rutin dalam Dinus Inside ini. Selain mahasiswa, panitia konservasi mangrove juga mengajak delegasi dari UKM PMK dan Aldaka.
Pihak Udinus dibantu dengan karang taruna di desa setempat sepakat untuk mengadakan konservasi mangrove di Desa Babalan yang sempat terkena dampak dari tanggul jebol. Selain itu, letak desa tersebut didominasi oleh perairan sehingga dengan adanya kegiatan konservasi mangrove diharapkan dapat mengurangi dampak abrasi.
“Untuk tujuannya sih supaya kita bisa membantu untuk abrasi di desa ini ya. Terutama bisa kita lihat sendiri di sini kebanyakan adalah perairan. Juga, beberapa waktu lalu pada saat survei bapak-bapak dari OISCA dan karang taruna di sini itu juga menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu saat ada tanggul jebol itu di sini salah satunya adalah desa yang terdampak,” jelas Diva sebagai koordinator konservasi mangrove.
Perwakilan mahasiswa yang digandeng Udinus dalam kegiatan ini sebanyak 10 anak dari masing-masing fakultas dan 5 mahasiswa beasiswa KIP. Konservasi mangrove berjalan lancar dari pagi hingga siang hari dibantu juga dengan warga setempat.
“Kesannya sih hari ini seru karena kita tahu bagaimana cara menanam mangrove dan saya bisa mendapat teman-teman baru karena saling mengenal dari kegiatan ini,” ujar Fernanda sebagai salah satu perwakilan mahasiswa.
Selain pihak Udinus, terdapat juga sekelompok siswa SD pada daerah setempat yang mengikuti kegiatan konservasi mangrove. Hal ini menjadi salah satu upaya yang baik dalam mengajarkan anak-anak usia dini tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar dalam menjaga lingkungan alam dari pemanasan global.
“Kemarin kita juga bekerja sama dengan OISCA karena OISCA sangat bagus untuk SD kita. Bahkan dari OISCA menawari kerja sama dengan SD kita untuk penanaman di kelas, seperti hidroponik. Kebetulan juga dari OISCA ada mahasiswa dari Semarang,” ungkap Soleh Arifin, guru SD kelas 6 Babak 1.
Penulis: Diaz Mulya Putri
Editor: Mayang Luh Jinggan
Gambar: Hikmal Yoga