Halo, aku Fionatte Swasty mahasiswa semester 7 Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Orang-orang selalu memanggil aku Fio. Aku anak rantau dari ujung timur pulau Jawa, aku disini ingin membagikan kisahku saat aku masuk ke dalam masa perkuliahan. Entah kenapa kuliah menurutku merupakan hal yang biasa saja, hmm.. biasa ya? Apa menurutku aku terlalu takut melihat teman-temanku yang lain? Emmm mungkin iya.
Terkadang minder…
Tak percaya diri..,
Itulah yang sering aku rasakan.
Kau mau tahu apa yang selalu ada dibenakku saat melihat semua teman perempuan di kampus?
“Semua wanita itu cantik!”
Hal seperti itulah yang membuat aku merasa insecure dengan diriku sendiri, dan apakah aku tidak pernah bersyukur dengan Tuhan? Tentu sudah. Dan lagi menurutku hal itu adalah permasalahan yang sangat wajar bagi seorang perempuan yang tak ada titik temunya.
Saat awal semester 7 perkuliahan, aku menaruh hati kepada salah satu teman sekelasku, tetapi setelah aku mengenalnya lebih jauh, ternyata dia suka dengan perempuan yang cantik, tinggi, putih, dan langsing. Lalu aku tersadar, aku tidak seperti yang diharapkannya. Aku biasa saja, aku pendek, tidak cantik, dan kulitku yang hitam karena sinar matahari.
Mulai dari situ aku punya perasaan yang campur aduk dan ingin merubah diriku menjadi yang lebih baik. Tapi, dengan adanya skripsi aku seolah terjebak dan tidak dapat menghindari “stress” iya stress, itulah yang membuatku tidak bisa merawat diriku sendiri.
Bahkan ketika malam yang seharusnya aku bisa istirahat aku justru selalu memikirkan bagaimana aku bisa cantik?
Bagaimana aku bisa menjadi perempuan yang sesuai dengan idamannya?
Dari sana aku mulai merubah diriku. Aku mulai mencari vitamin untuk membuat kulitku lebih putih, mulai memakai skincare bahkan make up untuk membuat diriku lebih cantik.
Masa-masa sulit selama pengerjaan skripsi sudah aku lewati, dan aku berhasil merubah diriku menjadi lebih cantik. Aku merasa berada di titik aku sudah menemukan kecantikan sesungguhnya dalam diriku.
Aku mulai membuka diriku untuk memiliki perasaan suka dengan laki-laki, tapi hal yang tak aku ingin terjadi, justru terjadi. Dia, laki-laki yang aku sukai ternyata menyukai orang lain.
Aku menangis, aku sedih, sakit semua menjadi satu, aku terlalu dibodohkan oleh cinta, aku terlalu terobsesi untuk memilikinya. Bahkan ketika aku merubah diriku, dia tetap tidak suka denganku. Seminggu aku termenung dan mengabaikan skripsiku, aku selalu memikirkan hal bodoh yang aku alami hingga aku mogok makan dan mengurung diriku dari orang lain.
Bahkan aku hampir lupa bahwa aku masih memiliki seorang sahabat yang selalu mendukungku untuk mendapatkan laki-laki yang aku suka. Namanya Dido Agrison, panggil saja Dido.
Dido yang selalu ada untukku, dia mengatakan padaku jika semua perempuan itu cantik, dan perempuan itu terlihat cantik di mata laki-laki yang tepat. Tapi aku yang dasarnya memang bodoh hanya selalu mengabaikannya. Karena di mataku hanya ada dia “lelaki yang sangat ingin aku miliki”. Aku terlalu terobsesi hingga membuatku tidak percaya diri.
Dari kejadian ini aku tersadar, bahwa yang membuatku merasa jelek dan tidak secantik perempuan lain adalah diriku sendiri. Aku tidak bisa menggunakan “cantik versiku sendiri”.
Aku mulai mencintai diriku sendiri dan merasa terbuka dengan semua teman, serta aku mulai melupakan dan menghilangkan rasa cintaku terhadap laki-laki itu.
Aku ingin mengajak dan menyakinkan seluruh perempuan diluar sana untuk lebih mencintai dirinya sendiri dan mengabaikan perkataan orang lain.
“Kamu akan terlihat cantik dimata laki-laki yang tepat dan kamu akan terlihat lebih cantik dengan ketulusan hatimu”
Mau berkulit hitam atau putih, berbadan gendut atau kurus, bertubuh tinggi atau pendek kalian semua itu cantik versi diri kalian sendiri. Mencintai diri sendiri adalah titik awal yang membuatmu terlihat cantik dan percaya diri. Kalian harus percaya bahwa suatu hari nanti akan ada seorang laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu dan akan melihatmu cantik dari luar maupun dari dalam dirimu. Ingat, semua perempuan punya versi cantiknya masing-masing, tidak ada perempuan yang jelek dan jangan pernah mematahkan kepercayaan diri seorang perempuan hanya dengan omong kosongmu saja. Aku Cantik, Kalian Semua Cantik!
Penulis : Rosmanita Kusuma Ningrum
Editor: Riska Marcela
Sumber gambar: pobela.com