28 November ditetapkan sebagai Hari Dongeng Nasional tiap tahunnya. Tanggal ini dipilih menjadi Hari Dongeng karena pada tanggal inilah hari lahirnya sosok tokoh legendaris dari serial boneka kartun. Siapa yang tidak mengenal serial ‘Si Unyil’? Melalui serial inilah kita mengenal sosok ‘Pak Raden’. Pria yang bernama lengkap Raden Suyadi inilah pencetus serial kartun boneka bernama ‘Si Unyil’.
Sejarah Serial Si Unyil
Si Unyil pertama kali mulai ditayangkan pada tahun 1980, dan mulai ditayangkan di TVRI pada 1981. Pada masa kejayaannya, Si Unyil mencapai 603 serial film boneka. Setelah tayang di TVRI, Si Unyil mulai melebarkan sayap dengan tayang di stasiun TV RCTI pada tahun 2002-2003 dan TPI pada tahun 2003. Baru setelah itu dilanjutkan dengan judul yang baru berjudul ‘Laptop Si Unyil’ yang ditayangkan di Trans7 seperti yang kita kenal sekarang.
Bahkan pengembang tokoh lain seperti teman-teman Unyil bernama Ucrit, Usro, dan Meilani, serta pria gundul yang kerap disapa ‘Pak Ogah’ yang terkenal sebagai penjaga pos yang hobi bermalas-malasan.
Selain Si Unyil, serial kartun boneka lainnya yang sama-sama ditayangkan di Trans7 adalah ‘Jalan Sesama’.
Sejarah Jalan Sesama
‘Jalan Sesama’ merupakan kartun boneka adaptasi dari Amerika Serikat dengan judul versi Inggris ‘Sesame Street’. ‘Jalan Sesama’ kemudian dijadikan versi bahasa Indonesia berdasarkan hasil kerjasama dengan Rumah Produksi asal Amerika Serikat ‘Creative Indigo Production’ yang berhubungan dengan ‘Sesame Workshop’. Jalan Sesama ditayangkan untuk pertama kalinya pada tahun 2008-2010 yang sudah memiliki sekitar 156 episode.
Tokoh boneka yang menghiasi serial ini ada 4 karakter, diantaranya Jabrik, tokoh badak bercula satu yang selalu mengeluh dan tertawa. Momon, monster warna kuning berusia 5 tahun yang senang menggambar dan berhitung. Putri, bocah berusia 4 tahun yang suka menolong. Tantan, seekor orang utan betina yang bijak dalam menyelesaikan setiap perselisihan di Jalan Sesama.
Kementrian pemdidikan dan kebudayaan (kemendikbud) yang mendeklarasikan tanggal 28 November menjadi hari dongeng nasional ini sayangnya, semakin hari semakin tersingkirkan oleh gadget di perkembangan zaman. Anak-anak lebih memilih bermain game seharian dibandingkan diluar bersama teman sebaya.
Lalu apa efeknya pada kita semua? Dongeng sebenarnya dapat membawa pesan moral yang sangat banyak karena dongeng bisa melatih pola pikir dan kreativitas setiap anak. Maka sangat disayangkan jika dongeng dibiarkan punah. Lalu bagaimana kita mengatasinya?
Di zaman era sekarang gadget dan internet sudah mendomaninasi di kalangan hidup kita sekarang. Maka dari itu menurut rianbhirawa.co kita bisa melestarikan dongeng Indonesia dengan cara mengangkat dongeng menjadi aplikasi yang bisa diunduh di gadget kemudian kita bisa diputar atau dibaca disetiap kita sedang bersantai bersama anak atau adik kecil kita. Karena dari ini mungkin bisa membantu dongeng Indonesia agar tidak punah di setiap perkembangan era nya. Mulai saat ini, marilah kita melestarikan dongeng sebagai bentuk hormat kita kepada pencetus dongeng Indonesia, Pak Raden dan jadikan dongeng sebagai alat tolak ukur kreativitas bagi anak-anak di indonesia.
Penulis: Rori Nahla Oktaviani
Editor: Almira Felicia Anjar
Gambar: detikHOT