Oleh : Radite Rafi
Seperti yang kita lihat di kota semarang ini terus mengalami perkembangan, mulai dari sektor pembangunan, ekonomi, perindustrian, hingga sumber daya manusia di dalamnya. Namun ada sesuatu hal yang terlewatkan dari kota semarang ini, yaitu Kota Lama.
Kota lama merupakan sebuah komplek yang berisi bangunan-bunganan kuno peninggalan masa kolonial. Seiring jaman berganti Kota Lama hanya tinggal kenangan bahkan yang ada hanyalah cerita-cerita mistis yang membuat buku kuduk berdiri dan terkesan menyeramkan bila melewati komplek Kota Lama. Namun sekarang cerita-cerita tersebut sudah tiada lagi.
Kota lama sekarang berbenah diri, bangunan-bangunan yang sudah terlihat rusak dan tidak berpenghuni dipugarkan kembali agar terlihat menarik dan dijadikan sebagai tempat rekreasi atau tempat kongkow anak muda. Dibalik pembangunan dan berbenahnya kota lama ini ada tujuan yang sedang dirintis, yaitu memasukan kota lama menjadi warisan dunia. Sebuah forum peka kota mengadakan sebuah diskusi yg menghadirkan Anastasia Dwirahmi seorang dari Master of World Haritage Studies, BTU cottbus Jerman dan Oktav Bagus seorang pegiat kampung dari forum peka kota. Dengan mengangkat tema “cagar budaya untuk siapa ?”.
“Cagar budaya untuk siapa ?” Sebuah pertanyaan yg memiliki banyak jawaban. Ketika sebuah tempat dinyatakan sebagai World Heritage atau warisan dunia pasti perkembangan ekonomi ditempat itu akan meningkat dengan siknifikan, namun bagaimana dengan aspek manusia atau warga yang bertempat tinggal disekitarnya ? Hal itulah yang selalu menjadikan perdebatan.
Melihat lagi pada Kota Lama, untuk menjadikan suatu tempat masuk sebagai warisan dunia banyak hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah kawasan itu sendiri. Masih banyak bangunan-bunganan rusak dan tidak terurus yang menjadi sengketa dan dipertanyakan kepimilikan tanah atau bangunan tersebut. Yang kedua aspek sejarah, pastinya suatu tempat dinyatakan dalam warisan dunia harus memiliki nilai sejarah yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia,
Aspek terakhir adalah warga atau orang-orang yang bertempat tinggal didalam Kota Lama. Peka Kota telah melakukan survey ketempat RT atau RW yang ada di daerah Kota Lama dan ternyata tidak sedikit orang yang bertempat tinggal di Kota Lama ini, entah sebagai warga aktif atau tidak. Untuk menjadi warisan dunia apakah aspek warga didalamnya ini berguna dalam arti menghasilkan sesuatu seperti kampung batik di Pekalongan, atau hanya akan tetap menjadi warga biasa ditengah situs World Heritage.
kayaknya asyik kalau ada cerita mistisnya yang ditulis