Wajah kota semarang memang tak asing lagi dengan berbagai gambar dan coret coretan yang menghisasi bangunan kota. Mulai dari dinding, gerbang, ataupun bangunan tua. Ada pula berbagai gambar dan tulisan yang justru merusak fasilitas seperti rambu-rambu lalu lintas.
Aksi mencorat coret dinding jalan yang merusak fasilitas inilah yang biasa disebut vandalisme. Aksi vandalisme tidak mempunyai aturan main yang jelas. Mereka mencorat-coret dinding-dinding perkotaan, bangunan tua, bahkan fasilitas umum hanya untuk sekedar unjuk gigi tentang keberadaan komunitasnya kepada kawan atau lawannya. Didalam aksinya, coretan-coretan tersebut hanya berupa logo, nama atau slogan komunitasnya yang dituangkan dengan bentuk alakadarnya tanpa mempertimbangkan komposisi warna, garis dan terkesan serampangan. Apabila kamu pernah pergi ke suatu tempat wisata dan melihat coretan di dinding, kursi ataupun batu itu adalah salah satu contoh vandalisme. Jangan-jangan kamu pernah menjadi salah satu pelakunya ? Jangan sampai dicontoh aksi vandalisme ini ya!
Sedangkan seni graffiti biasanya dikerjakan dengan serius, rapi, indah dan mempertimbangkan komposisi warna, garis dan bentuk serta membutuhkan waktu dan keahlian tersendiri.
Meskipun adanya perbedaan yang jelas antara graffiti dan vandalisme, bukan hal yang tidak mungkin para kreator graffiti ini merugikan masyarakat. Oleh karena itu, mereka perlu membuat komitmen yang tegas agar terhindar dari kesan vandalisme yang jelas jelas merugikan masyarakat. Misalnya pemilihan waktu dan tempat yang tepat, karena bukan hal yang tidak mungkin apabila nantinya kreatifitas seni graffiti akan mendapatkan tantangan dari berbagai pihak. Tidak hanya dari pemilik dinding tempat berkreasi, tapi juga bisa dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan dalam penertiban masyarakat.
Ada berbagai cara supaya terhindar dari beragam masalah yang mungkin terjadi dalam menyampaikan seni graffiti. Salah satunya dengan membuat kesepakatan dengan tidak melakukan aksinya secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, pastikan sebelumnya telah melakukan diskusi dan memperoleh ijin dari si pemilik dindin. Hal itu tak sulit kan ? Selain memberikan ketenangan dalam berkarya, juga dapat dijadikan ajang promosi bakat terpendam yang nantinya bisa dijadikan lapangan pekerjaan. Jadi, kalau kamu punya keahlian atau tertarik dengan seni graffiti, ayo ekspresikan kemampuanmu !
(Dyah Arum)