Beberapa hari yang lalu tepatya tanggal 19-20 Maret 2014, UDINUS menyelenggarakan sebuah acara Pekan Ilmiah dan Seni (PIS) yang didalamnya terdapat rangkaian pekan ilmiah, pekan seni, expo, dan seminar. Pekan Ilmiah mahasiswa, Pekan seni mahasiswa dan Expo telah diselenggarakan Universitas Dian Nuswatara beberapa hari yang lalu. Acara tersebut murni dari, oleh dan untuk Udinus sendiri. Rangkaian acara itu sendiri diadakan untuk mencari bibit bibit atau bakat terpendam dari sebelas ribu mahasiswa Udinus yang nanatinya tujuan akhirnya akan diperlombakan atau di ikutsertakan dalam kompetisi tingkat nasional maupun Internasional antara lain PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional), PEKSIMINAS(Pekan Seni Mahasiswa Nasional), GAMASTIC, Festival Film Mahasiswa tingkat nasional , Desain Batik tingkat nasional dan Game Edukasi tingkat nasional.
Pekan ilmiah dan seni ini untuk semua mahasiswa UDINUS semua fakultas dan tidak harus dari satu progdi yang sama. Salah satu contohnya dalam pekan seni kemarin dalam lomba tari, nomor urut 3 merupakan gabungan dari mahasiswa FIK, FIB dan Fkes. Selain itu, lomba Cerpen dan fotografi bias dikatakan sebagai kategori favorit dari mahasiswa karena terhitung dari jumlah pesertanya yang melampaui target. Dalam expo sendiri hampir 90% adalah stand expo mahasiswa udinus dan sisanya 10% dari stand komersil yang mendukung jalannya acara.
Jumlah peserta mencapai 402 perserta sedangkan yang ditargetkan adalah 300 peserta, itu menunjukkan bahwa antusias mahasiswa dalam acara ini sangat besar hingga melebihi target yang ada. Akan tetapi, di tahun mendatang antusiasme mahasiswa pada ajang semacam ini diharapkan terus meningkat.
“kalau bisa tahun depan lebih banyak lagi yang mengikuti “, ujar Rindra Yusianto selaku ketua pelaksana PIS.
PIS sendiri merupakan salah satu ajang terbesar di UDINUS untuk menggali bakat-bakat mahasiswa yang selama ini tidak terlihat. Tidak main-main, cabang lomba yang dipertandingkan sendiri ada 25 kategori yang melibatkan 51 dosen sebagai tim juri. Alhasil, atmosfer kemeriahan menyelimuti area yang dijadikan sebagai sarana perlombaan, salah satunya adalah lapangan parkir gedung D.
“tujuan kita adalah mereka yang memiliki bakat terpendam yang terkadang kita tidak tahu kemudian kita beri media, kita fasilitasi kemudian akhirnya muncul bakat baru menyanyi, menulis cerpen, baca puisi , fotografi dan lain-lain muncul”, tambah Rindra yang juga sebagai kepala BIMA.
Reporter : Amalita Lanora, Pulung Rizky Saputra.