RAWA PENING – sebuah danau yang memiliki luas lebih dari 2.600 hektare ini menempati 4 wilayah kecamatan yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran menjadikan danau ini salah satu obyek wisata yang cocok untuk dikunjungi dengan udara yang masih sejuk dan pemandangan yang akan memuaskan mata.
Tetapi sungguh disayangkan, danau dengan semua mitos dan keindahan yang menyelimutinya ini tak akan lagi sama dengan penuturan-penuturan cerita dahulunya. Rawa pening yang harusnya berarti danau yang bening kini tidak lagi sebening namanya, disetiap sudut danau akan terlihat eceng gondok yang telah menyerupai pulau-pulau buatan di tengah danau. Akibat yang ditimbulkan oleh eceng gondok tersebut adalah jumlah ikan yang semakin menurun setiap tahunnya dan juga pendangkalan danau yang dulunya 20 meter sekarang hanya tinggal sekitar 7 meter.
Sungai-sungai yang berhulu pada rawa pening banyak dimanfaatkan oleh warga untuk aktivitas sehari-hari, sehingga limbah yang dihasilkanpun akan berakhir di dasar rawa pening. Hal itu turut menyumbang semakin buruknya rawa pening. Sungguh disayangkan, danau yang harusnya dimanfaatkan sebagai obyek wisata serta tempat mata pencaharian sebagian penduduk berada, kini memiliki keadaan yang memprihatinkan dengan semua perubahan yang terjadi padanya.
Memang telah dilakukan beberapa pembenahan dari pemerintah untuk masalah pendangkalan dan eceng gondok. Namun apakah kesadaran hanya harus hadir dari uluran kasih pemerintah? Apakah harus menunggu rawa pening menjadi daratan terlebih dahulu untuk menumbuhkan kesadaran kita betapa alam sangat berharga?
Reporter:Is adatur